Kartel Narkoba Kuasai Pemberitaan di Meksiko

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Senin, 11 Jan 2016 17:11 WIB
Perang antar kartel narkoba mempengaruhi pemberitaan di Meksiko. Sejumlah media dikuasai kartel narkoba dan mempertaruhkan nyawa dalam pemberitaanya.
Pemberitaan soal tertangkapnya gembong narkoba paling berbahaya, Joaquin El Chapo Guzman pada Jumat (8/1) lalu menjadi pemberitaan di media Meksiko. (Reuters/Daniel Becerril)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika tenggat waktu menjelang dan para wartawan bergegas menyelesaikan artikel mereka di kantor harian lokal El Manana, telepon berdering dari seorang wartawan harian lain, menyebutkan permintaan dari bosnya yang tak lain adalah seorang gembong narkoba.

Wartawan itu dikenal sebagai "enlace" atau penghubung antara media dengan kartel narkoba setempat. Kepada kantor El Manana, sang wartawan menyebutkan permintaan sang pemimpin kartel, yakni perintah untuk memberitakan soal wali kota Matamoros yang tidak membayar iuran kartel bulanan senilai US$2 juta (Rp27,5 miliar).

Dugaan soal ini telah dimuat sebagai berita utama El Manana sehari sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka ingin kita memberitakan bahwa dia tidak bersalah," kata editor yang menerima telepon tersebut kepada rekan-rekannya di kantor media tersebut. Para wartawan saling bertatapan, karena tahu bahwa jika mereka menolak memberitakan hal tersebut, maka ada risiko besar yang harus mereka tanggung.

Posisi "enlace" merupakan rahasia umum dalam dunia jurnalisme Meksiko. Posisi ini hanya diketahui oleh para pekerja media, dan bukan oleh pembaca. Tak banyak pembaca yang menyadari bahwa nyawa menjadi taruhan ketika redaksi memutuskan untuk mempublikasikan suatu artikel.

Setiap hari, para editor harian setempat harus membuat keputusan yang mempertaruhkan nyawa, dan berupaya untuk tidak membuat para petinggi kartel setempat marah.

"Memenuhi tuntutan kartel merupakan satu-satunya cara untuk bertahan hidup," kata Hildebrando Deandar Ayala, 39, pemimpin redaksi El Manana, salah satu surat kabar tertua dan terbesar di wilayah tersebut, dengan penjualan 30 ribu eksemplar per hari.

"Harus melakukannya, atau kau mati, dan tak seorang pun ingin mati. Sensor mandiri, itu yang dapat kita lakukan," katanya.

Deandar memaparkan bahwa para pembaca terkadang marah karena tidak mendapatkan berita yang mereka butuhkan. Kebencian terhadap El Manana tumbuh begitu kuat sekitar dua tahun lalu, sehingga para wartawan tak lagi membawa kartu pers mereka dan mencopot logo media dari kendaraan mereka.

Para pembaca, lanjut Deandar, membenci harian ini namun, "Mereka tidak tahu risiko nyata yang harus kami hadapi."

Dikutip dari laporan The Washington Post, perang antar kartel narkoba yang tak berujung membuat Meksiko menjadi salah satu tempat paling berbahaya di dunia dan salah satu negara yang mematikan bagi wartawan. Dalam dua dekade terakhir, sekitar 88 wartawan tewas terbunuh, menurut laporan dari Article 19, kelompok advokasi di seluruh dunia yang mempromosikan kebebasan pers.

Dalam menyebarkan informasi dan pemberitaan, El Manana menghadapi risiko yang sangat tinggi, karena wilayah peredaran harian ini mencakup daerah lahirnya geng kriminal Zetas di Nuevo Laredo dan wilayah markas sindikat mafia di Matamoros.

Berbagai penyerangan

Terakhir kali harian El Manana menentang perintah petinggi kartel adalah pada Februari 2015 lalu, ketika editor mereka untuk biro di Matamoros diseret di luar kantor, dimasukkan ke dalam sebuah van dan dipukuli hingga babak belur. Perwakilan dari kartel setempat mengancam akan membunuhnya.

Sudah empat wartawan El Manana yang tewas dalam 10 tahun terakhir. Sejumlah lainnya selamat dari upaya pembunuhan, penculikan, dan serangan dengan granat dan senapan mesin terhadap kantor mereka. Deandar sendiri pernah mengalami pengalaman diberondong peluru, diculik dan rumahnya dibakar.

Keberadaan Joaquin El Chapo Guzman terlacak polisi setelah melakukan wawancara dengan artis Sean Penn untuk majalah Rolling Stone. (Reuters/Edgard Garrido)
Dalam perjalanan harian ini, serangan terburuk dimulai pada 2004 ketika seorang editor di Nuevo Laredo ditikam hingga tewas. Dua tahun kemudian, sekelompok pria tak bersenjata masuk ke kantor biro di sana, meledakkan granat dan meletuskan serentetan tembakan dengan senapan mesin. Satu karyawan lumpuh akibat insiden ini.

Pada Maret 2010, ketika kartel Teluk mengalahkan Zetas dan menguasai Reynosa, kartel tersebut membalas dendam kepada tiga wartawan El Manana. "Anda datang ke sini, atau kami yang menjemput Anda," bunyi ancaman sang pemimpin kartel.

Para wartawan kemudian menyerahkan diri, dan nasib mereka hingga kini tidak diketahui. Sementara, harian El Manana tak melaporkan ancaman tersebut, karena merupakan salah satu permintaan dari sang pemimpin kartel.

Tak berhenti di situ, kantor biro El Manana di Nuevo Laredo diserang dua kali pada 2012, oleh sekelompok pria bersenjata dari Zetas. Tidak lama kemudian, El Manana mengumumkan harian ini tidak akan lagi mencetak berita soal kartel dalam edisi Nuevo Laredo. Sejumlah artikel tentang tindak kejahatan di Nuevo Laredo kadang muncul di edisi lain, tetapi tanpa menyebutkan nama penulis artikel.

Kartel Teluk menguasai sebagian besar lini kehidupan warga, dan semua produk yang diselundupkan, yakni narkoba, budak seks, imigran, bahan bakar dan kendaraan curian. Komandan kartel ini sangat peduli dengan citranya di masyarakat, terlihat dari sebuah spanduk besar yang tiba-tiba saja muncul di sebuah jembatan kota pada awal November lalu.

"Ini untuk menjelaskan bahwa saya seorang penyelundup narkoba, bukan seorang teroris seperti Anda katakan di media," kata bos kartel tersebut dalam spanduk.

"Selidiki dan periksalah fakta. Kejahatan berkurang sejak saya berkuasa," katanya.

Sementara kartel Zetas memiliki departemen tersendiri untuk berhubungan dengan media dan mengatur para "enlace." Setiap hari, sang kepala departemen yang tidak disebutkan namanya, menghubungi para enlace dan memberitahukan mereka berita apa yang ingin mereka publikasikan.

Berita yang mereka perintahkan pun beragam, bisa saja soal kritik terhadap pemerintah terkait pembatasan impor mobil, namun bisa juga soal pesta ulang tahun sang bos kartel. Tak jarang, kartel ini menyedian foto dan video untuk pemberitaan tersebut.

Tak boleh kritik penguasa lokal

Sejumlah media Meksiko juga dilarang untuk mempublikasikan kritik terhadap penguasa setempat. Contohnya, ketika tentara Meksiko menangkap pemimpin faksi kriminal di Matamoros, yang dikenal dengan "Ciclon 7" pada Oktober lalu, El Manana tidak diperbolehkan mempublikasikan berita ini pada edisi mereka di Matamoros. Namun, penangkapan ini menjadi berita besar pada edisi di tempat lain, seperti pada edisi Reynosa maupun Nuevo Laredo.

Sementara, untuk keamanannya sendiri, para pejabat El Manana kerap kali mengubah nomor ponsel. Seorang pemimpin El Manana juga melakukan hal itu, hanya fotonya yang selalu tak berubah, yaitu gambar kelinci, sebagai penanda khas dirinya.

El Manana sendiri memiliki wilayah peredaran hingga ke kota-kota perbatasan AS. Situs berita daring mereka dibaca sampai ke San Antonio dan Houston. Media ini telah dijalankan selama 91 tahun oleh tiga generasi keluarga.

Harian ini kini memiliki hubungan kerja dengan pemerintah daerah, sebagaimana dibuktikan oleh sejumlah iklan pemerintah yang hadir di harian ini. "Jika bukan politisi yang mengancam kita, ada pengedar narkoba," kata Heriberto Deandar, 78, salah satu pemimpin El Manana. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER