Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menyatakan seluruh korban tewas dalam ledakan bom bunuh diri di jantung kota Istanbul, Selasa (12/1) adalah warga negara asing.
Setidaknya 10 orang tewas dan 15 lainnya terluka dalam ledakan yang terjadi di kawasan wisata Sultanahmet di kota terpadat Turki itu.
Reuters mengabarkan, seorang pejabat senior Turki menyebut sembilan korban tewas merupakan warga Jerman. Sementara Kementerian Luar Negeri Peru mengumumkan seorang pria berkebangsaan Peru turut meninggal dunia dalam tragedi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri Norwegia mengatakan satu orang Norwegia terluka dan kini dirawat di rumah sakit.
Davutoglu mengatakan ia telah berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, untuk menyampaikan belasungkawa. Dia bersumpah Turki akan memerangi kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menjadi otak dari serangan bom bunuh diri itu.
"Turki akan melanjutkan perjuangan untuk membasmi Daesh [ISIS] bersama pasukan koalisi," katanya dalam siaran langsung di televisi. Dia bersumpah akan memburu dan menghukum orang-orang yang terkait dengan aksi bom bunuh diri ini.
Sumpah yang sama juga disampaikan Angela Merkel. Menurutnya, tidak ada jeda dalam memerangi terorisme internasional.
"Para teroris adalah musuh dari semua orang merdeka ... seluruh umat manusia, baik itu di Suriah, Turki, Perancis atau Jerman," ujar Merkel dalam konferensi pers di Berlin, Jerman.
Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus menjelaskan pelaku bom bunuh diri diyakini baru-baru ini masuk negaranya dari Suriah, tapi tidak masuk daftar militan yang diawasi Turki. Ia mengatakan pelaku bom bunuh seorang pria berusia 28 tahun atau kelahiran 1988. Kesimpulan tersebut didapatkannya berdasarkan hasil identifikasi bagian tubuhnya di lokasi kejadian.
"Kejadian ini sekali lagi menunjukkan bahwa sebagai bangsa kita harus bertindak satu hati, satu tubuh dalam memerangi aksi teror. Turki akan terus memerangi terorisme sampai akhir hayat," kata Presiden Turki Tayyip Erdogan.
(ags/ags)