Turki Enggan Berbaikan dengan Israel Selama Gaza Diblokade

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 29 Des 2015 08:54 WIB
Turki menyatakan normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan terjadi sebelum blokade Gaza dicabut dan keluarga korban tragedi Mavi Marmara dapat kompensasi.
Turki menyatakan normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan terjadi sebelum blokade Gaza dicabut dan keluarga korban tragedi Mavi Marmara dapat kompensasi. (Reuters/Murad Sezer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Turki menyatakan perbaikan hubungan dengan Israel tidak akan terjadi sebelum blokade Gaza dicabut. Selain itu, Turki meminta kompensasi atas tewasnya 10 aktivis dalam tragedi Mavi Marmara lima tahun lalu.

Hubungan diplomatik kedua negara memburuk setelah peristiwa penyerbuan tentara Israel ke kapal pembawa bantuan asal Turki ke Gaza pada 2010. Belakangan Turki dan Israel melakukan perundingan normalisasi hubungan.

Juru bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan normalisasi sampai tiga syarat dipenuhi Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syarat pertama adalah permintaan maaf atas tragedi Mavi Marmara dan kompensasi untuk para keluarga korban. Syarat lainnya adalah blokade oleh Israel di Gaza, Palestina.

"Turki tetap akan memainkan peranannya sampai solusi dua-negara dicapai, dan rakyat Palestina memiliki negara sendiri. Tidak akan ada kedamaian yang permanen di kawasan sampai masalah Palestina diselesaikan," kata Kalin di Ankara, dikutip Reuters, Senin (28/12).

Seorang pejabat Israel kepada The New York Times, sebelumnya pada Kamis (17/12), mengatakan bahwa Turki dan Israel mencapai kesepakatan awal untuk memperbaiki hubungan diplomatik.

Israel, kata pejabat yang enggan disebut namanya ini, akan menciptakan dana kompensasi untuk keluarga korban tewas di Mavi Marmara. Media Israel menyebutkan, kompensasi akan disiapkan sekitar US$20 juta. Namun Emmanuel Nahshon, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa nilainya belum dipastikan.

Dari sisi Turki, pemerintahan Ankara akan membatalkan gugatan kriminal terhadap pejabat Israel dan setuju mencegah para pemimpin Hamas untuk masuk ke Turki. Israel selama ini menuduh pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, merencanakan serangan terhadap warga Israel di Tepi Barat dari Turki.

Jika kesepakatan ini sudah difinalisasi, Turki dan Israel bisa kembali menempatkan duta besar mereka di masing-masing negara serta kembali menggelar diskusi pembangunan pipa gas alam dari Israel ke Turki, kata pejabat Israel.

Kesepakatan ini diumumkan beberapa hari setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa rekonsiliasi dengan Israel "baik bagi kita, Israel, Palestina dan seluruh kawasan."

Pejabat Israel enggan membicarakan tiga syarat dari Turki tersebut. "Kami tidak akan melakukan negosiasi melalui media," kata pejabat yang tidak disebut namanya.

Sebelumnya Israel berdalih blokade Gaza yang berbatasan dengan Mesir diperlukan untuk mencegah penyelundupan senjata oleh militan Palestina.

Menurut Israel, mereka telah membiarkan masuk ke Gaza melalui jalur darat hampir 128 ribu ton material bangunan yang dibawa oleh 3.750 truk. Akibat blokade Israel, 1,8 juta populasi Gaza menderita dan terancam kelaparan karena bahan makanan sulit masuk. Serangan Israel juga membuat banyak rumah warga hancur dan ribuan orang tewas. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER