Upayakan Perdamaian Saudi-Iran, Menlu RI Kunjungi Teheran

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jan 2016 14:01 WIB
Menlu RI, Retno Marsudi, tengah berkunjung ke Teheran, Iran, untuk menyampaikan kesediaan Indonesia dalam upaya perdamaian Iran dan Arab Saudi.
Menlu RI, Retno Marsudi tengah berkunjung ke Teheran, Iran, untuk menyampaikan kesediaan Indonesia dalam upaya perdamaian Iran dan Arab Saudi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah meningkatnya ketegangan antara Arab Saudi dan Iran usai eksekusi ulama Syiah awal Januari lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sebagai perwakilan dari pemerintah Indonesia, tengah berkunjung ke Teheran, Iran. Kunjungan Retno kali ini untuk menyampaikan kesediaan Indonesia dalam membantu upaya perdamaian kedua negara.

Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M Fachir, memaparkan Menlu Retno kini tengah berada di Teheran, untuk menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap hubungan diplomatik Saudi dan Iran yang terputus.

"Bu Menlu sekarang sedang di Teheran, ini tentu saja latar belakangnya adalah kita prihatin dengan apa yang terjadi kedua negara. Sebagai sahabat kedua negara tersebut, sekaligus memaklumi peran dua negara tersebut di kawasan sangat besar, maka kita melihat bahwa kondisi sekarang ini tidak menguntungkan, baik bagi Saudi maupun Iran dan juga bagi upaya perdamaian Timur Tengah," ujar Fachir, ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, usai pelantikan 13 duta besar RI baru, Rabu (13/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fachir memaparkan kunjungan Menlu ke Teheran untuk mengupayakan agar setidaknya komunikasi antara Saudi dan Iran kembali terbina, sehingga situasi menjadi semakin kondusif. Hal ini dinilai penting untuk kemajuan upaya perdamaian di Suriah dan di kawasan Timur Tengah.

Menurut Fachir, dalam kunjungan tersebut tidak ada pesan khusus dari pemerintah Indonesia kepada Arab Saudi maupun Iran. "Yang jelas, perwakilan kita, termasuk ‎dubes, diminta untuk meningkatkan kunjungan dan mempromosikan kerja sama [kepada Saudi dan Iran] dan menyampaikan informasi kepada kita sehingga memberikan masukan untuk Jakarta dalam mengambil berbagai kebijakan," kata Fachir.

Sementara, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Dubes LBBP RI) untuk Kerajaan Arab Saudi, Agus Maftuh yang baru saja dilantik pada Rabu memaparkan bahwa dia akan mengedepankan diplomasi kemanusiaan dan diplomasi perdamaian.

"Jadi prinsip kita adalah diplomasi dengan mengedepankan prinsip menebar kedamaian untuk semuanya. Jadi kami sering diskusi dengan dubes kita untuk Iran bahwa agenda kita pertama adalah menebar kedamaian di Timur Tengah," ujar Agus.

Agus, yang juga merupakan perwaiklan Indonesia untuk Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), berjanji akan menebarkan diplomasi perdamaian melalui beberapa negara rekan OKI. Menurut Agus, Indonesia memiliki pengalaman dalam mengupayaan perdamaian dan penyelesaian konflik. Indonesia, menurut Agus, bisa menjadi mediator dalam konflik negara-negara di Timur Tengah, contohnya dalam konflik di Afghanistan.

"Indonesia punya pengalaman di situ, seperti konflik Afganistan, Middle East countries. Ya bisa jadi mediator, Indonesia akhirnya memberikan jalan untuk perdamaian di Afganistan. Peluang Indonesia sangat besar untuk jadi mediator di negara-negara Timur Tengah. Kita kan the biggest Muslim country, negara besar yang punya pengalaman, kita bisa bersatu dalam kemajemukan," kata Agus.

Pada Selasa (12/1), Retno mengungkapkan rencana untuk mengunjungi Saudi dan Iran untuk mengantarkan secara langsung sebuah surat yang ditandatangani Presiden Joko Widodo terkait upaya perdamaian Saudi dan Iran. Namun, saat itu ketika ditanya negara mana yang akan dikunjungi lebih dahulu, Menlu menolak untuk menyebutkannya.

"Indonesia adalah negara yang netral. Kita bersahabat kepada kedua negara tersebut. Jadi siapapun yang akan kita kunjungi [terlebih dahulu] itu adalah soal kecocokan waktu, dan tidak ada intensi apapun," tutur Retno. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER