Jakarta, CNN Indonesia -- Keluarga Tuti Sutiah, TKI yang tewas akibat kecelakaan di Arab Saudi pada 2013 lalu, menerima uang diyat sebesar 150 riyal, atau sekitar Rp548 juta. Uang diyat ini diserahkan oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri RI kepada suami dan anak dari almarhumah selaku ahli waris pada Senin (11/1).
Tuti Sutiah merupakan TKI asal Sukabumi, Jawa Barat yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada tanggal 17 Juni 2013 di kota Thatslits, Provinsi Asir, Arab Saudi. Saat itu, Tuti tengah berada di mobil yang dikendarai majikan. Kecelakaan tunggal terjadi ketika mobil yng dikemudikan majikan terguling dan mengakibatkan Tuti dan majikannya meninggal.
Sesuai hukum di Arab Saudi, dalam kecelakaan tunggal, pihak yng bertanggungjawab adalah sopir, yang dalam hal ini majikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi korban, sesuai keputusan Mahkamah, berhak mendapatkan diyat syari kecelakaan (qatl khato') sebesar 150 ribu riyal," kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal dalam rilis Kemlu RI.
Iqbal memaparkan berbagai upaya baik lewat jalur birokrasi formal maupun non formal telah dilakukan oleh KJRI Jeddah selaku perpanjangan tangan Kemlu RI. Setelah melalui proses pengadilan, hakim pengadilan Saudi memutuskan korban berhak mendapatkan uang diyat syar’i yang besarannya telah ditentukan oleh undang-undang Saudi, yaitu sebesar 150 ribu
riyal.
Sepanjang tahun 2015, KJRI Jeddah berhasil memperjuangkan uang diyat bagi satu kasus WNI/TKI yang menjadi korban pembunuhan, dan enam kasus WNI/TKI korban kecelakaan lalu lintas dengan nilai total sebesar Rp4,8 miliar.
Sementara, KBRI Riyadh berhasil memperjuangkan uang diyat atas tiga kasus WNI korban kecelakaan lalu lintas dengan total nilai setelah dikurskan ke rupiah sekitar Rp1,2 miliar.
"Uang diyat yang diterima adalah bentuk keadilan yang harus didapatkan oleh keluarga / ahli waris agar mereka dapat lebih mengikhlaskan musibah yang menimpa mereka dan dapat melanjutkan kehidupan dengan lebih tenang," tutur Iqbal.
(ama)