Tak Ada Kamp di Malaysia, ISIS Tetap Jadi Ancaman

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 14 Jan 2016 04:25 WIB
Kepala Kepolisian Malaysia menegaskan bahwa meskipun tak ada kamp pelatihan ISIS di negaranya, pemerintah harus mewaspadai bahaya radikalisme pada remaja.
Suasana di kamp pelatihan kelompok militan yang berbaiat kepada ISIS, Ansar Khalifah Filipina (AKP), di Barangay Butril, Palimbang, Filipina, pada November 2015. (Dok. Marconi Navales)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Malaysia, Khalid Abu Bakar, menegaskan bahwa meskipun tak ada kamp pelatihan ISIS di negaranya, pemerintah masih harus mewaspadai bahaya radikalisme di kalangan remaja.

Hal ini diungkapkan oleh Khalid setelah direktur Pasukan Khusus Malaysia, Mohamad Fuzi Harun, mengatakan bahwa delapan anak Malaysia sedang dilatih di Timur Tengah untuk menjadi pejuang ISIS.

Beberapa media lokal bahkan mengabarkan bahwa kepolisian berhasil menggagalkan pembangunan kamp pelatihan di Malaysia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka akan mencoba untuk memiliki kamp pelatihan di manapun yang mereka mau, tapi tugas kami adalah untuk memantau dan mengambil langkah pencegahan. Saat ini, kami memastikan bahwa tidak ada kamp untuk anak-anak atau orang dewasa yang dijalankan oleh ISIS di Malaysia," ujar Khalid seperti dikutip Channel NewsAsia.

Kendati demikian, Khalid tak dapat memungkiri bahwa ada kemungkinan besar ISIS telah membangun kamp pelatihan di Asia Tenggara.

"Namun di ASEAN, kami mengetahui bahwa bagian selatan Filipina adalah tempat di mana orang benar-benar terbuka mendukung ISIS. Ada kemungkinan besar ada kamp di sana. Kami tidak dapat mengesampingkan itu," kata Khalid.

Klaim keberadaan ISIS di Filipina pun semakin terbuka ketika sebuah video propaganda dilansir pada pekan lalu. Menurut Reuters, video tersebut menunjukkan kemungkinan bergabungnya empat kelompok militan untuk mendirikan wilayat atau provinsi Negara Islam, di Filipina selatan.

Kendati demikian, juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla, tetap menampik klaim tersebut.
"Tidak ada yang hubungan yang kredibel, terverifikasi dan langsung [antara keduanya] dan kemungkinan membangun hubungan itu sangat kecil," kata Padilla, dikutip dari Reuters, Selasa (12/1).

Sementara itu, Khalid mengatakan bahwa aparat tak memiliki kemampuan untuk menyambangi kamp pelatihan tersebut dan membawa pulang anak-anak Malaysia yang sudah direkrut.

"Ini adalah masalah ideologi dan kepercayaan. Jika mereka masih mempercayai hal yang salah, bagaimana kami dapat membawa mereka kembali? Apa yang kami coba lakukan sekarang adalah untuk menggagalkan rencana mereka pergi ke sana," kata Khalid. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER