Sanksi Dicabut, Iran Rencanakan Pembangunan PLTN

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 20 Jan 2016 18:56 WIB
Dengan sanksi yang perlahan dicabut, pada Rabu (20/1) pemerintah Iran mengumumkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Ilustrasi PLTN Iran. (Photo by IIPA via Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan sanksi yang perlahan dicabut, pada Rabu (20/1) pemerintah Iran mengumumkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

"Pembangunan dua pembangkit listrik 1000-MW akan dimulai segera," ujar kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), Ali Akbar Salehi, seperti dikutip Sputnik.

Salehi juga mengumumkan bahwa Iran akan bekerja sama dengan negara lain dalam membangun jaringan tenaga nuklir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan membangun dua pembangkit tenaga kecil lainnya bekerja sama dengan China, beberapa negara Eropa, dan negara Asia lainnya, seperti Jepang, Korea Selatan, yang sudah siap bekerja sama. Kondisi sudah berubah dibanding sebelumnya," tutur Salehi.

Bulan lalu, juru bicara AEOI, Behrouz Kamalvandi, juga mengumumkan bahwa kerja sama Teheran dan Moskow akan segera berjalan.
"Konstruksi akan dimulai dalam beberapa pekan dan kami juga sudah berdiskusi dengan Rusia untuk memulai pekerjaan itu secepatnya setelah libur Tahun Baru," katanya.

Pada Selasa (19/1), Duta Besar Iran untuk Rusia, Mehdi Sanaei, mengatakan bahwa pencabutan sanksi kini membuat beberapa kerja sama antara Teheran dan Moskow dapat diperbaharui.

"Selama periode sanksi, selalu ada pihak ketiga yang memengaruhi hubungan bilateral antara Iran dan Rusia, yaitu Barat. Sekarang, pengaruh tersebut akan berkurang," ucap Sanaei.

Pencabutan sanksi ini merupakan hasil pembicaraan berbulan-bulan antara Iran dan negara P5+1, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia, China, dan Jerman.

Dengan kesepakatan bahwa Teheran tidak mengembangkan stok uranium mereka melebihi kadar yang dapat membangun senjata nuklir, Iran akan lebih diterima di komunitas internasional.

Rencana ini dikritik oleh beberapa negara Teluk, termasuk Israel.
(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER