Jakarta, CNN Indonesia -- Terorisme dan migrasi merupakan masalah besar yang melanda Eropa dan Asia saat ini. Guna memperkuat kerja sama kedua kawasan dalam membendung gelombang masalah tersebut, Uni Eropa membuka kantor perwakilan untuk ASEAN di Jakarta pada Selasa (26/1).
"Masalah keamanan akibat terorisme tentu menjadi masalah kedua kawasan dan ada keterkaitannya. Ke depannya, tentu kami akan membuat roadmap kerja sama lebih lanjut mengenai masalah terorisme dan mencegah ideologi ekstrem dan radikalisasi di belakangnya," ujar Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN, Francisco Fontan Pardo, dalam acara peresmian kantor perwakilan di Jakarta.
Menanggapi pernyataan Pardo, Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Indonesia, Derry Aman, lantas menjabarkan bahwa selama ini, kedua institusi kawasan ini sebenarnya sudah lama bekerja sama untuk menangani masalah terorisme.
ASEAN sendiri sudah mengadakan berbagai konferensi mengenai keamanan dan kerja sama maritim yang juga dihadiri oleh anggota Uni Eropa sebagai mitra kerja sama. Pertemuan tersebut sudah menghasilkan kesepahaman mengenai kerja sama di tingkat politik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya perwakilan resmi Uni Eropa untuk ASEAN, kami harap kerja sama politik tersebut dapat diimplementasikan secara teknis dan konkret karena ASEAN dan Uni Eropa merupakan korban dari terorisme," ucap Derry.
Terorisme dan kekerasan di kedua kawasan berdampak pada banyak hal, salah satunya membeludaknya arus imigran. Eropa dibanjiri imigran dari Suriah sejak konflik di Timur Tengah memanas. Puncaknya terjadi tahun lalu, ketika jutaan imigran yang mayoritas berasal dari Timur Tengah, Afghanistan dan Afrika tiba di Eropa, meminta suaka.
Sementara itu, pengungsi Rohingya yang menghadapi tekanan di Myanmar juga membanjiri kawasan ASEAN. Para imigran yang mencoba mencapai Australia terdampar di Indonesia dan beberapa negara ASEAN lain.
Keadaan ini sempat membuat pemerintah Indonesia kewalahan karena harus menampung belasan ribu imigran.
Pembukaan kantor perwakilan resmi Uni Eropa untuk ASEAN, diharapkan akan memberi dampak positif bagi masalah imigran di kedua benua.
"Kami tentu dapat berbagi informasi dan saling belajar mengenai penanganan imigran. Kami juga sudah pernah mengadakan pertemuan untuk menelisik akar masalah dari kasus imigran ini. Tentu kami dapat saling belajar, apalagi Eropa sedang menangani banjir pengungsi Suriah," tutur Derry.
Selain untuk membahas penanganan berbagai masalah, perwakilan Uni Eropa di ASEAN juga akan menjadi wadah pembicaraan penguatan kerja sama kedua kawasan, mulai dari ekonomi hingga sosial.
Uni Eropa sendiri merupakan pendonor dana terbesar bagi misi ASEAN. Pada periode 2007-2013, Uni Eropa mengucurkan dana €100 juta, meningkat hingga €170 juta untuk jenjang waktu 2014-2020.
(stu)