Presiden Taiwan Kunjungi Pulau Sengketa di Laut China Selatan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jan 2016 08:50 WIB
Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou mengunjungi Pulau Itu Aba  yang dipersengketakan dengan China di kawasan Laut China Selatan.
Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou mengunjungi Pulau Itu Aba yang dipersengketakan dengan China di kawasan Laut China Selatan. (Reuters/Pichi Chuang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou mengunjungi Pulau Itu Aba di kawasan Laut China Selatan. Kunjungan Ma selama satu hari itu dinilai sebagai upaya Taiwan untuk menegaskan kedaulatannya atas pulau yang dipersengketakan dengan China.

Kunjungan Ma ke Pulau Itu Aba terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional atas ketegangan di kawasan Laut China Selatan, utamanya menyusul pembangunan tujuh pulau buatan manusia oleh China di Kepulauan Spratly.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengkonfirmasi bahwa Ma telah berangkat ke Itu Aba pada Kamis (28/1). Dia dijadwalkan untuk menggelar konferensi pers ketika kembali ke Taiwan.
Kunjungan Ma ke pulau sengketa itu menunjukkan Ma mengabaikan kritik dari Washington pada Rabu (27/1) yang menilai kunjungan itu "sangat tidak membantu" dan tidak berpengaruh kepada upaya untuk menyelesaikan sengketa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taiwan baru saja menghabiskan 100 juta dolar untuk memperluas pelabuhan dan membangun mercusuar baru di Pulau Itu Aba, yang dikenal sebagai Pulau Taiping di Taiwan. Pulau tersebut termasuk bagian dari Kepulauan Spratly, dan memiliki lapangan terbang, rumah sakit dan fasilitas air tawar.

Taiwan dan China saling mengklaim wilayah di sebagian besar Laut China Selatan. Klaim tumpang tindih ini juga terjadi antara China dengan Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei.

Pejabat Vietnam di Taiwan menyatakan bahwa Hanoi dengan "tegas menentang" Kunjungan Ma. Sementara, Kementerian Luar Negeri Filipina menilai semua pihak memiliki tanggung jawab bersama untuk menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang bisa meningkatkan ketegangan.
Kantor kepresidenan Taiwan pada Rabu (27/1) menyatakan Ma, yang masa jabatannya sebagai presiden akan berakhir pada Mei mendatang, akan mengucapkan selamat Tahun Baru China kepada warga di Pulau Itu Aba, , terutama para personel penjaga pantai asal Taiwan dan pakar lingkungan.

"Ini adalah latihan dalam kedaulatan nasional, penuh legitimasi dan sanagt dibutuhkan," bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Meningkatnya ketegangan atas Laut China Selatan telah membuat sejumlah pejabat politik senior dari salah satu pihak yang mengkalim mengunjungi wilayah yang dipersengketakan dalam beberapa tahun terakhir.

Kunjungan Ma tersebut menyusul pemilihan umum Taiwan yang dimenangkan oleh Partai Progresif Demokratik (DPP). Partai ini menilai Taiwan memiliki tanggung jawab untuk memelihara perdamaian dan stabilitas di daerah.
Pada Rabu (26/1), Beijing menegaskan bahwa China dan Taiwan memiliki kewajiban umum untuk melindungi kedaulatan China di Laut Cina Selatan.

Klaim tumpang tindih antara China dan Taiwan terjadi berdasarkan peta pada akhir dekade 1940-an milik Partai Nasionalis, ketika mereka masih memerintah seluruh China. para nasionalis kemudian melarikan diri ke Taiwan pada 1949, setelah kalah dalam perang sipil dari pemimpin komunis China, Mao Zedong.

China nampaknya tidak terpengaruh oleh pembangunan Taiwan di Pulau Itu Aba. Para pakar militer menyatakan Pulau Itu Aba bisa jatuh ke tangan China, jika China menguasai Taiwan yang selama ini dinilai sebagai provinsi yang kerap kali menuntut kemerdekaan dari China.

Pulau seluas 46 hektar ini ditempati oleh sekitar 180 orang, sekitar 150 di antaranya adalah personel penjaga pantai. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER