Khamenei Pertanyakan Keaslian Sejarah Holocaust

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2016 12:56 WIB
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei merilis video yang mempertanyakan keaslian pembantaian tragedi tersebut di situs resminya.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei merilis video yang mempertanyakan keaslian pembantaian tragedi tersebut di situs resminya. (Reuters/leader.ir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bertepatan dengan Hari Peringatan Holocaust pada Rabu (27/1), Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei merilis sebuah video yang mempertanyakan keaslian pembantaian tragedi tersebut di situs resminya.

Holocaust merupakan tragedi pembantaian sekitar enam juta warga Yahudi di penjuru Eropa saat rezim Nazi yang dipimpin oleh Adolf Hitler memimpin Jerman pada dekade 1930-an hingga 1940-an.

Video yang berdurasi tiga menit berjudul 'Apakah Zaman Kegelapan Telah Berakhir?' dilengkapi dengan foto latar belakang kamp konsentrasi Auschwitz, tempat di mana lebih dari satu juta orang diyakini dibantai oleh rezim Nazi. Video itu juga memperlihatkan foto para penentang terjadinya Holocaust tengah diborgol.
"Tidak ada seorang pun di negara-negara Eropa berani berbicara tentang Holocaust, sementara itu tidak jelas apakah inti dari masalah ini kenyataan atau tidak. Bahkan jika hal itu kenyataannya, tidak jelas bagaimana terjadinya," kata Khamenei dalam video itu, dikutip dari The Independent, Kamis (28/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berbicara tentang Holocaust dan mengekspresikan keraguan tentang hal itu dianggap dosa besar. Jika seseorang melakukan hal ini, maka akan dibungkam, ditangkap, dipenjara dan dituntut. Ini terjadi ketika mereka mengklaim sebagai pendukung kebebasan," ujar Khamenei.

Sementara sejumlah negara lain memperingati jutaan nyawa yang harus melayang di berbagai kamp konsentrasi di penjuru Eropa, Khamenei melalui situsnya memajang sejumlah foto yang terkait dengan Holocaust, termasuk foto Hitler.
"Ini adalah kebodohan yang ada di dunia saat ini. Kita harus sadar. Saudaraku, rakyat Iran, umat Muslim dan pejabat di berbagai negara, harus tahu bahwa kita dapat berdiri melawan kebodohan," tutur Khamenei.

Di hari yang sama, Presiden Iran, Hassan Rouhani tengah mengunjungi Italia, yang memantik kritikan karena demi menghormatinya Perdana Menteri Italia Matteo Renzi meminta sejumlah patung kuno telanjang ditutupi. Rouhani juga dijadwalkan bertemu dengan Paus selama 40 menit.

Sementara dalam kunjungan ke Perancis pada Kamis (28/1), Rouhani batal makan siang dengan Presiden Francois Hollande lantaran tuan rumah menolak menghapuskan wine dalam menu. (ama/den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER