Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha memastikan bahwa pemilu umum akan berlangsung pada 2017 mendatang. Pernyataan ini terlontak di tengah kekahwatiran soal rancangan konstitusi yang diresmikan akan menunda digelarnya pemilu.
Rancangan konstitusi Thailand yang dirilis pada Jumat (29/1) menuai kecaman dari seluruh partai politik besar di Thailand, dan meningkatkan ketakutan RUU ini akan digunakan untuk menolak referendum yang akan dilakukan bulan Juli mendatang, dan menunda kembalinya Thailand ke pemerintahan demokratis.
"Tahun 2017, 2017, 2017," kata Prayuth tampak kesal karena diberondong pertanyaan oleh para wartawan soal kapan pemilu akan digelar.
Pekan lalu, Prayuth menyatakan Thailand akan tetap menggelar pemilu pada 2017 bahkan jika rancangan konstitusi menolak adanya referendum.
Prayuth, yang merupakan mantan jenderal militer, memimpin pemerintahan junta militer Thailand setelah memimpin kudeta militer pada Mei 2014. Kudeta itu melengserkan Yingluck Shinawatra, adik dari pemimpin Thailand sebelumnya yang populis, Thaksin Shinawatra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(ama)