Proses Panjang Menuju Kursi Presiden Amerika Serikat

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 02 Feb 2016 13:29 WIB
Ada tahapan panjang yang harus dilalui calon presiden AS berdasarkan sistem pemilihan umum yang telah diterapkan sejak lebih dari 200 tahun lalu.
Ada tahapan panjang yang harus dilalui calon presiden AS berdasarkan sistem pemilihan umum yang telah diterapkan sejak lebih dari 200 tahun lalu. (Diolah dari Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi presiden Amerika Serikat bukanlah perkara mudah. Ada tahapan panjang yang harus dilalui berdasarkan sistem pemilihan umum yang telah diterapkan di AS sejak lebih dari 200 tahun lalu.

Setidaknya seorang calon presiden membutuhkan waktu dua tahun untuk duduk bisa duduk di Gedung Putih. Mulai dari pengumuman keikutsertaan hingga "Electoral College". Para kandidat calon presiden, baik dari Partai Republik atau Partai Demokrat, telah ambil ancang-ancang sejak tahun 2015 untuk berlaga di pemilu November 2016.
Primer atau Kaukus

Tahapan panjang ini dimulai dari pemilihan primer atau kaukus di negara-negara bagian seluruh AS. Proses ini untuk menentukan siapa yang akan maju dalam konvensi nasional partai untuk menentukan calon presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilihan pertama dalam tahapan ini dilakukan di Iowa yang memilih sistem kaukus. Dalam sistem ini, dilakukan pertemuan para anggota Partai Republik atau Demokrat terpilih di seluruh Iowa, diisi dengan diskusi atau debat. Kaukus bisa berlangsung berjam-jam.

Anggota Partai Republik melakukannya dengan mengambil suara secara rahasia setelah berdiskusi panjang. Sementara Demokrat lebih rumit. Para pendukung salah satu kandidat capres harus memisahkan diri sesuai dengan calon yang mereka dukung.
"Mereka [anggota Demokrat] secara harafiah, saat kaukus dilakukan, pindah ke bagian lain dari ruangan untuk menunjukkan dukungan," kata David Redlawsk, profesor ilmu politik di Drake University di Iowa, dikutip dari Today.

Pada 9 Februari mendatang, sistem primer akan dilakukan oleh negara bagian New Hampshire. Para peserta sistem ini mengambil suara dalam kotak tertutup, persis seperti pemilihan umum. Proses ini hanya memakan waktu singkat.
Hillary Clinton bertarung untuk menjadi presiden wanita pertama Amerika Serikat. (Reuters/Adrees Latif)
Konvensi Nasional

Proses kaukus dan primer seluruh negara bagian yang akan berakhir pada pertengahan Juni 2016 dijalankan untuk menentukan jumlah delegasi yang dikirim untuk maju ke Konvensi Nasional.

Konvensi Nasional adalah tahap berikutnya yang diikuti oleh anggota Partai Republik atau Demokrat untuk memastikan siapa yang maju dalam pemilu. Konvensi Nasional Partai Demokrat dijadwalkan pada 25-28 Juli, sementara Republik pada 18-21 Juli.
Para delegasi kemudian memilih kembali calon mereka. Penerima suara terbanyak akan maju menjadi calon presiden untuk pemilu 2016 yang digelar pada 8 November.

Setelah tahap ini rampung, calon presiden menentukan wakil presiden yang akan mendampinginya.

Dua pasang calon presiden dan wakilnya dari Republik dan Demokrat akan melakukan kampanye. Dana kampanye bebas, bisa hingga miliaran dolar Amerika. Debat nasional dan diskusi kedua pasang calon pemimpin AS digelar di tahap ini.

Pemilihan Umum

Pemilihan umum selalu digelar pada hari Selasa setelah Senin pertama di bulan November. Warga AS yang telah memenuhi syarat akan memilih di antara dua pasang calon presiden.

Sebenarnya walau memilih calon presiden, warga AS pada tahap ini sejatinya menentukan jumlah pemilih untuk maju lagi ke tahap terakhir, yaitu Electoral College.

Jumlah pemilih Electoral College tergantung dari luar wilayah negara bagian dan populasinya. Negara bagian California adalah adalah yang terbanyak dengan 55 orang pemilih electoral. Sistem yang berlaku adalah winners-take-all atau pemenang mendapat semua pemilih electoral.
Misalnya pasangan calon presiden A mendapatkan 8 juta suara di California. Sementara calon presiden B mendapat 7,5 juta suara. Maka calon presiden A berhak atas 55 orang pemilih electoral yang akan maju ke Electoral College.

Biasanya pemilih electoral terdiri dari pemimpin partai setempat, pejabat pemerintah, atau tokoh yang memiliki kedekatan dengan calon presiden.

Donald Trump, taipan real estate, maju menjadi kandidat calon presiden dari Partai Republik. (Reuters/Rick Wilking )
Electoral College

Electoral College merupakan pertarungan terakhir para calon presiden AS yang akan dilangsungkan pada 19 Desember mendatang.

Dikutip dari situs Huffington Post, Electoral College terdiri dari 538 pemilih yang terpilih dalam pemilihan umum sebelumnya. Calon presiden yang mendapatkan mayoritas 270 suara dalam tahap ini akan memenangkan pemilu presiden.

Namun tidak diatur secara tegas di Konstitusi bahwa pemilih electoral harus memilih calon presiden yang sebelumnya mereka dukung. Tidak selamanya calon yang menang pemilu populer berakhir menjadi presiden AS, terutama karena terganjal di Electoral College.

Hal ini terjadi pada George W. Bush dalam pemilu tahun 2000. Bush kalah dalam pemilu melawan Al Gore yang mendapat 51 persen suara. Namun Bush menang di Electoral College dengan 271 melawan 266.
Pengambilan suara Electoral College rencananya akan dilakukan pada 19 Desember 2016, dan hasilnya akan diumumkan pada 5 Januari oleh wakil presiden AS.

Jika tidak ada yang mendapat suara mayoritas, yang sangat jarang terjadi, maka pemilihan dilanjutkan ke parlemen dengan pengambilan suara satu orang tiap negara bagian. Siapapun yang mendapatkan suara terbanyak dari negara bagian, maka dia menjadi presiden baru Amerika Serikat.

Pelantikan presiden AS terpilih akan dilakukan pada 20 Januari 2017. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER