Jakarta, CNN Indonesia -- Senat di ibukota Jerman, Berlin, sedang bernegosiasi dengan pemilik properti dalam upaya penyewaan 22 hotel di sekitar kota untuk menampung pengungsi dengan biaya sekitar 600 juta euro atau setara Rp9 triliun.
Grand City Hotels, perusahaan yang berbasis di London, itu mengatakan bakal menyediakan 22 hotel bagi Senat Berlin, termasuk Holiday Inn dan Wyndham. Namun belum jelas berapa banyak pengungsi yang bakal ditampung.
"Karena Senat sudah menunjukkan ketertarikan sewa beberapa tahun, [kontrak] ini akan bernilai setidaknya 600 juta euro," ujar seorang sumber dalam Senat kepada harian Jerman,
Frankfurter Allgemeine.
RT memberitakan bahwa upaya ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk menyewa 10 ribu hotel guna menampung imigran. Satu individu diberikan plafon 50 euro (Rp754 ribu) permalam atau 18 ribu euro (Rp271 juta) dalam setahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika kesepakatan ini tercapai, GCH akan sangat tertarik karena pemerintah akan menjamin tingkat hunian hingga 90 persen ketimbang angka standar pada 60-65 persen.
Namun, beberapa kekhawatiran mulai bermunculan atas kontrak ini. Beberapa kritik curiga bahwa kesepakatan ini membuka kesempatan korupsi karena dijalankan melalui kontrak tanpa tender.
"Ada kesepakatan besar antara perusahaan privat tanpa tender saingan. Tidak ada kontrol pengeluaran yang memadai," ujar salah satu staf senat.
Sementara itu, banyak pihak terus mendesak Jerman untuk menangani masalah pengungsi. Berlin sendiri diterjang gelombang pengungsi sejak tahun lalu.
Pada 2015, Jerman menerima sekitar 1,1 juta pencari suaka, sementara Berlin sendiri menyediakan akomodasi bagi hampir 80 ribu orang.
Otoritas Berlin sudah menggunakan gimnasium, gedung perkantoran, bahkan bank untuk menempatkan pengungsi yang tiba. Bekas Bandara Tempelhorf bahkan sudah menampung lebih dari tujuh ribu pencari suaka.
(stu)