Penganut Islam Radikal di Perancis Meningkat

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2016 18:31 WIB
Jumlah penganut paham Islam radikal di Perancis tahun 2015 meningkat dua kali lipat, kini mencapai angka 8.250 dan 80 persen masuk kategori serius.
Perancis semakin mencekam setelah terjadi tragedi rangkaian serangan yang menewaskan setidaknya 130 orang pada November lalu. (Reuters/Philippe Wojazer)
Paris, CNN Indonesia -- Jumlah penganut paham Islam radikal di Perancis sepanjang tahun 2015 meningkat dua kali lipat, kini mencapai angka 8.250 dengan basis utama di kota-kota besar, seperti Paris dan Lyon.

Menurut bocoran laporan pemerintah yang dilansir media Perancis, Le Figaro, di kota-kota besar tersebut, lebih dari 200 orang berubah menjadi Islam radikal pada 2015.

Le Figaro juga memberitakan bahwa sekitar 70 persen terduga radikal tersebut berjenis kelamin laki-laki. Peningkatan signifikan juga terjadi dalam jumlah perempuan dan remaja penganut Islam radikal. Sementara itu, 80 persen kasus yang melibatkan mereka dikategorikan serius.
Seperti diberitakan RT, angka tersebut dilandaskan pada data kepolisian dan informasi yang dihimpun dari layanan khusus anti-radikalisasi. Kebanyakan kasus tersebut dilaporkan merupakan hasil dari hubungan langsung, bukan komunikasi internet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah Perancis sudah memblokir hampir 5.000 situs, termasuk akun-akun Twitter dan Facebook, pada tahun lalu karena berhubungan dengan ekstremisme Islam.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa aparat Perancis berhasil mencegah 275 terduga penganut paham radikal keluar dari Perancis pada 2015. Sementara itu, 78 pembawa paham radikal juga ditolak masuk ke negara itu.

Pemerintah Perancis memusatkan perhatian terhadap masalah radikalisasi setelah terjadi insiden serangan di kantor majalah Charlie Hebdo dan swalayan pada Januari tahun lalu.
Perancis semakin mencekam setelah terjadi tragedi rangkaian serangan yang menewaskan setidaknya 130 orang pada November lalu.

Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan negara dalam situasi gawat darurat dan pada Rabu (3/2), kabinet Perancis mengajukan permohonan memperpanjang situasi gawat darurat hingga tiga bulan mendatang.

Bulan lalu, Perancis mengumumkan rencana tambahan dana 425 juta euro atau setara Rp6,4 triliun dan 2.800 pekerja ekstra untuk memantau 3.000 individu yang berpotensi bahaya.

"Terorisme sudah menyerang tanah ini dengan cara yang tak pernah dilakukan sebelumnya dan ancaman terorisme masih tinggi. Masyarakat Perancis patut mengetahui kenyataan ini. Kami harus beraksi cepat. Ini merupakan tanggung jawab semua orang, tapi paling penting adalah tanggung jawab pemerintah," kata Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER