Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Maroko menyatakan telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di dunia yang mampu menerangi satu juta unit rumah pada 2018.
Pembangkit yang dibangun di Gurun Sahara yang menjadi lokasi syuting film Hollywood seperti "Lawrence of Arabia" dan "Gladiator" itu, diyakini juga dapat mengurangi emisi karbon mencapai 760 ribu ton per tahun.
"Dengan langkah berani ini Maroko akan menuju masa depan energi bersih. Dan Maroko adalah perintis pengembangan lebih hijau dan mengembangkan cutting edge teknologi surya," kata Marie Francoise Marie-Nelly, Country Director Bank Dunia untuk Maghreb seperti dikutip dari CNN.com, Senin (8/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk merealisasikan fasilitas pembangkit yang dibangun dalam tiga tahap tersebut pemerintah Moroko memperoleh kucuran pinjaman sebesar US$97 juta dari Bank Dunia (World Bank).
Di mana dana tadi digunakan untuk membangun satu silinder yang mampu menyimpanan energi matahari dan digunakan pada malam hari dengan masa pengoperasian delapan jam.
"Afrika memiliki potensi yang sangat besar untuk pembangkit surya yang sebagian besar masih belum dimanfaatkan," tambah Sameh Mobarek, manajer proyek Bank Dunia.
Sameh meyakini, selain mampu menurunkan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, pengoperasian PLTS tersebut juga mampu meningkatkan bauran energi akan pemanfaatan energi terbarukan secara total pembangkit listrik dari 13 persen menjadi 42 persen. menurut CIF.
Ia berharap, proyek yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja tersebut juga akan berdampak positif bagi daerah sekitarnya termasuk 583 ribu orang yang tinggal di kota 10 km Ouarzazate ( 6.2 mil) dari situs.
"Tingkat kemiskinan ada 23 persen tapi harapan adalah bahwa energi yang lebih bersih dan pasokan yang lebih baik akan mengurangi terjadinya berkedip-kedip bola lampu dan peralatan rumah sakit rusak," pungkas Sameh.
(dim)