Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tengah mempersiapkan kunjungannya ke Kuba yang akan dilangsungkan pada Maret 2016, menurut sumber yang dekat dengan rencana tersebut.
Sejak mencairkan hubungan pada Desember 2014 dan secara resmi memulihkan hubungan diplomatik pada Juli 2015, kedua negara melakukan beberapa langkah untuk memulihkan hubungan komersial.
"Presiden mengatakan ia ingin pergi jika kondisinya tepat," ujar seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya itu.
Rencana kunjungan Obama ke Kuba sudah mencuat sejak Desember 2015, ketika dalam wawancara dengan
Yahoo News Obama menyatakan akan mempertimbangkan mengunjungi Kuba sebagai bagian dari upaya pemulihan hubungan antara Washington dan Havana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam wawancara itu, Obama berharap dia dapat mengunjungi Kuba pada 2016 tetapi hanya jika kemajuan bilateral kedua negara cukup terjalin.
Obama juga menyatakan ingin bertemu dengan para pembangkang politik Kuba, sebagai bagian dari upaya untuk "mendorong pemerintah Kuba ke arah baru."
Desember lalu, Kuba dan AS sepakat untuk membuka kembali layanan pos langsung yang sempat terhenti ketika kedua negara ini mulai bermusuhan saat Perang Dingin.
Pulihnya hubungan Kuba-AS pada Desember 2014 mengejutkan publik dunia. Obama dan Presiden Kuba, Raul Castro mengumumkan rencana pemulihan hubungan pada saat yang sama di stasiun televisi masing-masing negara. Normalisasi hubungan kedua negara yang telah bermusuhan selama lebih dari lima dekade ini terjadi atas dukungan dari Paus Fransiskus.
AS dan Kuba juga berencana kembali membuka penerbangan komersial dari dan menuju kedua negara.
Meskipun sudah berbaikan, normalisasi hubungan kedua negara masih terganjal embargo dan sanksi yang sebagiannya masih belum dicabut oleh Amerika. September lalu, Presiden Kuba Raul Castro dalam sidang Majelis Umum PBB mendesak Amerika Serikat mencabut embargo serta memberikan kompensasi atas kerugian yang diderita rakyat Kuba.
Jika hal ini tidak dipenuhi, Raul sanksi normalisasi akan terjadi dengan sempurna.
Kongres AS yang dikuasai oleh politisi Republik sebelumnya mengabaikan upaya Obama untuk mencabut embargo atas Kuba. Sehingga, Obama menggunakan otoritas eksekutifnya untuk melonggarkan sejumlah pembatasan perdagangan dan wisata ke Kuba.
(ama)