Jakarta, CNN Indonesia -- Topan Winston menghantam Fiji, menewaskan setidaknya lima orang dan meratakan banyak bangunan dengan tanah.
Laporan kerusakan masih terus berdatangan dari banyak wilayah terpencil di negara kepulauan dengan 300 pulau tersebut pada Sabtu malam (20/2).
Topan Winston membawa angin dengan kecepatan 230 kilometer per jam dan bisa berembus hingga 325 km per jam.
Angie kencang disertai hujan lebat selama beberapa jam merusak rumah-rumah, memutus aliran listrik dan jaringan komunikasi bagi 900 ribu warga Fiji.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama mengonfirmasi adanya korban tewas, dan mengatakan pihak berwenang sedang bekerja mengatasi bencana ini.
Topan yang menghantam Fiji di masa lalu tak berakibat parah, menurut Jay Dayal, seorang pengusaha yang tinggal dekat Rakiraki, pantai di utara pulau utama Fiji.
“Saya tak akan terkejut jika orang-orang sekarang mulai tak punya makanan,” ujar Dayal. “[Fiji] seperti negara lain, ini tak seperti Fiji.”
Polisi dan militer kini juga bersiap di tengah ancaman lain berupa banjir bandang dan longsor.
Fiji telah mendeklarasikan negara dalam status darurat selama tiga puluh hari. Sekolah-sekolah, juga diperintahkan untuk ditutup. Larangan jam malam akan berlangsung hingga Senin pagi besok, untuk mencegah cedera dan kerusakan lebih lanjut karena pasokan listrik yang terputus.
“Beberapa desa melaporkan bahwa semua rumah hancur,” kata Jone Tuiipelehaki dari UNDP pada Sabtu malam.
Sebanyak 758 pusat evakuasi dipenuhi oleh orang-orang pada Sabtu, sementara para turis berkumpul di aula atau ruang konferensi hotel.
Sekitar 340 ribu turis mendatangi Fiji setiap tahunnya.
(stu)