Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok penyelundup manusia berhasil mendapat keuntungan hingga US$6,6 jutaan pada tahun lalu. Sebagian besar keuntungan tersebut berasal dari penyelundupan manusia ke Eropa.
Data tersebut berasal dari laporan Badan Kepolisan Uni Eropa, Europol, yang diterbitkan pada Senin (22/2), seperti yang dikutip
Reuters.
Europol mengatakan kalau penyelundupan manusia merupakan industri terbesar yang tengah berkembang saat ini di Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keuntungan mereka bertambah sejak beberapa tahun lalu, dan tidak menutup kemungkinan untuk terus bertambah hingga beberapa tahun ke depan," kata direktur Europol, Rob Wainwright.
Europol dan pihak berwajib di sejumlah negara di Eropa telah mengidentifikasi lebih dari 12.000 kelompok penyelundup manusia sejak 2015.
Kelompok yang anggotanya sebagian besar warga negara Bulgaria, Mesir, Hungaria, Irak dan Kosovo ini juga kerap melakukan pemalsuan identitas dan penyuapan.
Kelompok ini beroperasi di beberapa kota yang dekat dengan rute Balkan yang menghubungkan Timur Tengah dan Eropa, mulai dari Istanbul, Izmir, Athena, Budapest dan Berlin, Calais, Zeebrugge dan Frankfurt.
Meski demikian, Europol belum mengidentifikasi mengenai keikutsertaan kelompok teroris dalam industri penyelundupan manusia ini.
"Sejauh ini baru ada 0,01 persen keberadaan kelompok teroris yang diketahui," ujar Wainwright.
Sebanyak satu juga imigran mendatangi Eropa sampai tahun lalu. Kebanyakan dari mereka berusaha menyelamatkan diri dari perang dan kemiskinan berkepanjangan di Timur Tengah.
Badan Penanggulangan Penyelundupan Migran Eropa, yang berbasis di kantor Europol di Hague, menyatakan akan turun tangan dalam menyingkap industri penyelundupan manusia yang tidak berperikemanusiaan ini.
(ard)