Gencatan Senjata Baru Dimulai, Tiga Pemberontak Suriah Tewas

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Feb 2016 16:53 WIB
Beberapa jam pasca gencatan senjata dimulai, kelompok pemberontak Suriah melaporkan bahwa tiga personel mereka tewas akibat serangan pasukan pemerintah.
Di bagian barat Suriah, situasi tenang pasca disepakatinya gencatan senjata. (Reuters/Alaa Al-Faqir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya berselang sekitar empat jam setelah gencatan senjata dimulai pada Sabtu (27/2) dini hari, satu kelompok pemberontak Suriah di daerah barat laut, Divisi Pesisir Kedua (SCD), melaporkan bahwa tiga personel mereka tewas akibat serangan pasukan pemerintah.

Juru bicara SCD, Fadi Ahmad, mengatakan bahwa ketiga personel tersebut tewas saat membalas serangan pasukan pemerintah di daerah Jabal Turkman, dekat perbatasan dengan Latakia.

Ahmad menganggap serangan ini sebagai pelanggaran gencatan senjata gagasan Amerika Serikat dan Rusia yang sudah disepakati oleh pemerintah dan kelompok pemberontak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesepakatan tersebut, pasukan pemerintah dan pemberontak setuju untuk menghentikan perang agar tim Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat menyalurkan bantuan ke warga sipil.

Namun menurut kesepakatan itu, pasukan pemerintah akan tetap menggempur kelompok yang memiliki hubungan dengan Front Nusra dan ISIS. Dua kelompok itu masuk dalam daftar teroris dan tidak ikut serta dalam perundingan damai.

SCD sendiri merupakan bagian dari kelompok pemberontak Free Syrian Army yang didukung oleh AS.

"Ini merupakan pelanggaran [perjanjian]. Kini, pasukan rezim sudah menghentikan serangan," ujar Ahmad seperti dilansir Reuters.

Daerah barat laut Suriah memang merupakan salah satu daerah Front Nusra beroperasi di dekat kelompok pemberontak lainnya yang sudah menyepakati gencatan senjata.

Ahmad mengatakan bahwa lokasi yang diserang pada Sabtu pukul 04.00 tersebut dikontrol oleh SCD dan di sana tidak ada Front Nusra.

Sementara itu di Hama, dua orang dikabarkan tewas akibat bom mobil di Kota Salamiya, Provinsi Hama. Menurut Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdulrahman, bom tersebut diledakkan oleh ISIS.

"Serangan bom itu memang tidak termasuk dalam perjanjian gencatan senjata karena terjadi di daerah di mana gencatan senjata tak berlaku," kata Abdulrahman.

Sebelumnya, Abdulrahman melaporkan bahwa di sebagian besar wilayah barat Suriah keadaan tenang pasca dimulainya gencatan senjata.

Di Damaskus dan sekitarnya, untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun, ada ketenangan," ucap Abdulrahman. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER