Jakarta, CNN Indonesia -- Dua kandidat calon presiden dari Partai Republik, Marco Rubio dan Ted Cruz merilis Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan yang merekam data pajak mereka selama beberapa tahun terakhir, dalam upaya untuk menekan rival mereka, Donald Trump untuk melakukan langkah serupa.
Meski keputusan finansial Rubio sempat diawasi, Senator Florida ini membayar pajak sebesar US$78.917 dari pendapatan kotornya sebesar US$335.561 (Rp4,5 miliar) pada tahun 2014, bersama istrinya, Jeanette, menurut data pajak yang dirilis pada Sabtu (27/2).
Sementara, Cruz membayar pajak sebesar US$389.124 (Rp5,2 miliar) atas penghasilannya sebesar US$1,2 miliar (Rp16,1 triliun) pada 2014 bersama istrinya, Heidi, yang dipekerjakan oleh Goldman Sachs namun tengah cuti dari bank tersebut.
Rubio dan Cruz bersaing ketat dengan Trump, meski taipun properti itu terus memimpin jajak pendapat nasional. Trump kembali meraih kemenangan besar dalam pemungutan suara di South Carolina dan Nevada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Trump menyatakan dia masih menunggu audit rutin rampung baru akan merilis data pajaknya.
"Jika Donald malu terhadap pajaknya, itu terserah kepada para pemilih untuk menilai fakta [ini]. Sudah waktunya untuk berhenti menunda dan membeberkan semuanya kepada rakyat Amerika," kata Cruz melalui pernyataan resminya.
Rubio merilis Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan federal selama lima tahun terakhir, sementara Cruz merilis data pajak empat tahun terakhir.
Rubio memperkirakan Trump, yang kerap mempromosikan kesuksesannya sebagai seorang pengusaha sebagai kunci sukses menjadi presiden, tidak memiliki kekayaan sebesar yang dia gemborkan.
"Saya pikir salah satu [alasannya] adalah karena dia tidak sekaya yang ia katakan," kata Rubio saat berkampanye di Georgia.
Dalam kampanyenya, Rubio dan istrinya hanya memiliki satu utang: hipotek di rumah mereka. Penegasan ini dilakukan dalam upaya menekankan bahwa Rubio tak lagi mengalami krisis keuangan.
Rubio juga kerap melontarkanb bahwa utang pinjaman ketika dia masih lulus dari sekolah hukum sebesar US$150 ribu (Rp 2 miliar) berhasil terbayar dengan hasil penjualan otobiografinya pada 2012 silam.
Dia juga banyak menghadapi pertanyaan soal perjuangannya selama beberapa bulan pada 2008 untuk membayar hipotek rumahnya di South Florida sebesar US$384 ribu (Rp5,1 miliar), meskipun mendapatkan gaji sebesar US$300 ribu (Rp4 miliar) dari pekerjaannya di sebuah firma hukum di Miami.
Rubio juga menarik perhatian publik karena melikuidasi rekening pensiun untuk sejumlah pengeluaran, seperti biaya perbaikan rumah dan sekolah. Hal itu disebutkan dalam data pendapatannya sebesar US$68.241 (Rp915 juta) pada 2014.
Setelah menjadi negara anggota parlemen Florida periode 200-2006 dan berupaya menjadi Senat AS pada 2010, Rubio merilis pembelaan soal penggunaan kartu kredit American Express Partai Republik yang dikeluarkan lebih dari US$ 7.200 (Rp96,6 juta)untuk pengeluaran pribadi. Biaya ini kemudian dibayarkannya kembali.
Sejumlah catatan keuangan ini membuat Trump menuduh Rubio hidup dengan boros.
Pendapatan kotor Rubio pada 2010 mencapai US$183.826 (Rp2,4 miliar) pada 2010. Pendapatannya melonjak menjadi US$929.439 (Rp12,4 miliar) pada 2012, ketika bukunya "Seorang Putra Amerika: Sebuah Memoir" diterbitkan.
(ama)