Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin kelompok militan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan menunjuk seorang pejuang perempuan pertama asal Arab Saudi untuk mengepalai batalion baru di kawasan timur laut Suriah.
Seorang aktivis politik yang menjadi sumber
Al-Arabiya tetapi tidak dipublikasikan namanya menyatakan bahwa Nada al-Qahtani, yang bergabung dengan ISIS pada 2013, akan memimpin batalion Khansa di Raqqa, kota yang diklaim ISIS sebagai ibu kota mereka di Suriah.
Setelah ditunjuk sebagai komandan, Nada akan memimpin sebuah unit tempur baru yang berisi para perempuan di wilayah Hasakeh.
Sumber itu menyatakan bahwa Baghdadi, yang tidak pernah terlihat di depan publik sejak memberikan ceramah pada 2014 lalu, bertemu dengan Qahtani sebanyak dua kali dalam pertemuan dengan para pemimpin ISIS lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sang aktivis, Qahtani memiliki karakter yang kuat.
Pejuang perempuan "kini hadir di Hasakah dan dia memainkan peran penting untuk di tingkat yang dapat berkomunikasi dengan pejuang asing," kata sumber
Al-Arabiya.
Qahtani berangkat ke Suriah pada Desember 2013 lalu dan berbaiat kepada Baghdadi. Dalam salah satu kicauannya di akun sosial media Twitter, dia mengungkapkan niatnya untuk menjadi seorang pelaku bom bunuh diri, dan meminta para perempuan untuk mendorong suami dan anak-anak mereka bergabung dengan ISIS.
Sebelumnya, terdapat beberapa laporan bahwa militan ISIS takut bertempur dengan tentara wanita Peshmerga dari etnis Kurdi. Tentara ISIS meyakini bahwa mereka akan masuk surga selama dibunuh oleh tentara pria dalam pertemuran, bukan oleh wanita.
Oleh karenanya, tentara Peshmerga membentuk unit khusus wanita bernama Deilar Kanj Khamis.
Tak hanya ISIS, kaum minorotas Yazidi di Irak juga memiliki unit khusus pejuang wanita untuk melawan ISIS yang diberi nama Brigade Matahari.
(ama/stu)