Jakarta, CNN Indonesia -- Persembahan potongan tubuh dari jasad anak-anak yang dibunuh diyakini mampu memberikan keberuntungan dalam ajang pemilihan umum di Uganda.
"Korban di kalangan anak-anak menjadi kasus yang kerap terjadi pada saat pemilihan umum dan sebagian percaya darah korban akan memberi kekuatan dan kekayaan," ujar Shelin Kasozi, pegiat lembaga peduli korban anak Uganda Kyampisi Childcare Ministries (KCM), seperti diberitakan
Reuters.
Kasozi menyatakan, sedikitnya tercatat ada enam kasus mutilasi dan pembunuhan terhadap anak pada Oktober 2015 hingga Februari 2016 di distrik Ssembabule, Mukono, Buikwe dan Mubende.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koordinator Satuan Tugas Anti-Perdagangan Manusia Kementerian Dalam Negeri Uganda, Moses Binoga, mengamini ada banyak laporan masuk mengenai anak yang dikabarkan hilang selama gelaran Pemilu. Namun dia belum dapat mengonfirmasi temuan KCM.
Menurut Binoga, sepanjang tahun 2015 ada tujuh anak dan enam orang dewasa yang menjadi korban persembahan. Sementara pada tahun 2014 tercatat ada sembilan anak dan empat orang dewasa yang menjadi korban.
Binoga mengatakan jasad korban mutilasi biasanya ditemukan dengan keadaan beberapa organ tubuh, seperti jantung dan hati, sudah hilang dan terpotong. Pada tahun lalu bahkan ada dua korban yang ditemukan tanpa kepala.
Pada 2012, Hanifa Namuyanja nenek berumur 82 tahun mendapat hukuman penjara 15 tahun karena terlibat dalam upacara mengorbankan cucu perempuannya yang dimutilasi alat kelamin, mata dan otot jantungnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat tahun lalu ada laporan peningkatan serangan terhadap orang-orang albino di Afrika. Mereka diburu anggota tubuhnya untuk upacara sihir untuk kepentingan pemilihan umum di sejumlah negara Afrika.
Uganda baru saja menggelar Pemilu yang memenangkan kembali Presiden Yoweri Museveni pada 18 Februari. Kemenangan Pemilu itu telah melanggengkan kekuasaannya di Uganda selama lebih dari 30 tahun.
(reuters)