Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan yang memenggal kepala anak yang diasuhnya di Moskow menyatakan bahwa dia melakukan tindakan kejam itu untuk membalas dendam atas kematian umat Muslim akibat serangan udara yang diluncurkan Rusia di Suriah.
Dalam rekaman video yang diunggah dan diedarkan oleh sejumlah penulis blog terkemuka pada Kamis (3/3), wanita berusia 38 tahun bernama Gulchekhra Bobokulova asal Uzbekistan itu memberikan penjelasan rinci penyebab dia memenggal kepada anak yang diasuhnya dan membakar apartemen keluarga sang anak.
"Saya membalas dendam terhadap mereka yang menumpahkan darah," kata Bobokulova kepada seseorang yang bertanya kepadanya.
"[Presiden Rusia, Vladimir] Putin menumpahkan darah, pesawat menjatuhkan bom. Mengapa Muslim dibunuh? Mereka juga ingin hidup," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak jelas kapan video itu dibuat, namun dalam video Bobokulova terlihat mengenakan pakaian yang sama seperti yang dia kenakan di pengadilan pada Rabu (2/3).
[Gambas:Video CNN]Kremlin meluncurkan kampanye serangan udara di Suriah sejak 30 September untuk mendukung sekutunya, Presiden Bashar al-Assad. Intervensi militer Rusia di Suriah dinilai mengubah jalannya konflik di sana.
Akhir Oktober lalu, pesawat Rusia berisi 224 penumpang dan kru meledak di Mesir dalam serangan yang diklaim oleh kelompok militan ISIS sebagai aksi balas dendam atas serangan udara Rusia di Suriah.
Bobokulova bekerja sebagai pengasuh anak untuk sebuah keluarga yang tinggal di Moskow. Dia disergap oleh polisi ketika mondar-mandir di jalanan sekitar stasiun kereta sembari membawa kepala seorang anak yang dipenggal sembari meneriakkan slogan Islam.
Anak perempuan yang dibunuhnya diduga berusia empat tahun. Setelah memenggal sang anak, Bobokulova kemudian membakar apartemen keluarga sang anak.
Para penyidik dalam kasus "pengasuh berdarah," seperti yang kerap disebut dalam media Rusia dengan cepat mencurigai bahwa Bobokulova sakit jiwa. Mereka tidak menyebutkan adanya motif terorisme dalam insiden ini.
Pada Rabu, Bobokulova menyatakan kepada para wartawan bahwa tindakannya tersebut adalah perintah Allah.
Dalam rekaman video yang sama, Bobokulova juga menyatakan ingin pindah ke Suriah tetapi tidak memiliki cukup uang.
Komite Investigasi Rusia hingga kini belum berkomentar soal pernyataan Bobokulova.
(stu)