Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Gaza di Palestina untuk pertama kalinya dalam 20 tahun kembali menonton film di bioskop. Hiburan ini mati suri di wilayah yang diblokade Israel itu setelah konflik politik dan keamanan meletus sejak tahun 1980-an.
Dikutip
Reuters, sekitar 150 orang duduk di depan layar raksasa di ruangan serba guna Perhimpunan Bulan Sabit Merah yang disulap menjadi bioskop pada Kamis pekan lalu. Biasanya ruangan ini digunakan untuk pertunjukan budaya atau perayaan masyarakat.
Belum ada film Hollywood yang masuk ke Gaza. Sekalipun film-film Barat masuk, nantinya akan disensor dengan ketat oleh Hamas.
Pertunjukan pekan lalu memutar film tentang perjuangan rakyat Palestina berjudul "Oversized Coat". Film tahun 2013 buatan sutradara Palestina di Yordania, Nawras Abu Saleh, berkisah soal kehidupan di negara itu antara tahun 1987 dan 2011, periode gagalnya perundingan damai dan dua kali pecahnya intifada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menonton film ini, warga Gaza membayar 10 shekels, sekitar Rp32 ribu.
Salah satu penontonnya, Alaa Abu Qaseem, pelajar di Gaza, mengaku belum pernah sama sekali menonton di bioskop. Dia mengatakan ini adalah pengalaman pertamanya yang tidak akan dilupakan.
"Saya sangat senang," ujar Qassem yang masih balita saat bioskop terakhir di Gaza dibakar. "Tapi mana
pop cornnya?"
Tahun 1950-an, saat Mesir memerintah wilayah itu, warga sering menonton film Arab, Barat dan Asia di bioskop-bioskop di Gaza.
Tahun 1987 saat intifada pertama pecah, bioskop-bioskop dibakar. Semuanya sempat diperbaiki, namun kembali hancur dalam konflik internal pada 1996.
Beberapa poster film masih terlihat sisa-sisanya di beberapa bekas bioskop, sebagian berbahasa Ibrani, menempel di dinding mulai hancur.
Beberapa keluarga yang nonton di bioskop Gaza pekan lalu merekam pengalaman itu dengan kamera ponsel mereka.
"Gaza lapar akan bioskop. Mencegah orang ke bioskop di Gaza adalah pelanggaran kemanusiaan," kata Basel Al-Attawna, direktur bioskop di Gaza.
 Bekas gedung bioskop di Gaza hancur dalam konflik. (Reuters/Suhaib Salem) |
Akibat boikot Israel, 1,9 juta warga Gaza tidak bisa melintasi perbatasan untuk menikmati tontonan di bioskop Mesir. Kebanyakan film ditonton di rumah dengan televisi atau DVD. Hamas juga berinvestasi untuk siaran televisi dan pemberitaan internet, salah satunya untuk menyiarkan propaganda kekejaman Israel.
Warga Gaza berharap tayangan berikutnya di bioskop dadakan ini tidak hanya menampilkan film perjuangan Palestina, tapi juga film Barat dengan bintang-bintang Hollywood seperti Tom Cruise dan Sylvester Stallone.
Hussam Salem, dari perusahaan Ain Media yang mensponsori bioskop itu menjelaskan isi film harus terlebih dulu disetujui oleh Kementerian Dalam Negeri Hamas sebelum ditayangkan. Semua adegan yang dinilai tidak pantas akan disensor.
Namun Salem mengatakan, dia belum menemukan penentangan dan sensor dari Hamas karena film-film pilihannya sejauh ini "sesuai dengan tradisi dan nilai-nilai" Palestina.
(ama)