Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Selatan dan Amerika Serikat melangsungkan latihan militer bersama, sebagai uji coba pertahanan untuk menghadapi Korea Utara. Korut, sementara itu menyebut latihan gabungan itu sebagai “langkah perang nuklir” dan balik mengancam.
Korsel mengatakan latihan yang dimulai pada Senin (7/3) itu akan menjadi yang terbesar, terutama menyusul uji coba nuklir keempat oleh Korut pada Januari dan peluncuran rudal jarak jauh pada Februari. Korut mengklaim itu sebagai peluncuran satelit, namun Dewan Keamanan PBB telah menjatuhkan sanksi lebih berat untuk Korut.
Korut juga menyangkal semua kritik atas program nuklir dan roket mereka, bahkan dari sekutu terdekatnya, China.
Pekan lalu, pemimpin Korut, Kim Jong Un, bahkan memerintahkan negaranya agar siaga menggunakan senjata nuklir di depan ancaman musuh-musuh mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komando gabungan Korsel dan AS mengatakan mereka telah memberi notifikasi kepada Korut soal “pelatihan militer non-provokatif” yang melibatkan 17 ribu tentara AS dan lebih dari 300 ribu tentara Korsel.
Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan mereka belum melihat sinyal aktivitas militer Korut sebagai respons atas latihan gabungan ini.
“Tentara dan rakyat DPRK akan meluncurkan serangan habis-habisan untuk melawan gerakan perang nuklir histeris dari AS dan pengikutnya,” kata Komisi Pertahanan Nasional Korut, seperti dilansir oleh kantor berita Korut, KCNA.
Korut memang selama ini rutin mengeluarkan ancaman setiap kali Korsel dan AS mengadakan latihan gabungan militer.
(stu)