Jakarta, CNN Indonesia -- Kanselir Jerman, Angela Merkel mengungkapkan setiap bulan terdapat sekitar 3.000 imigran asal Irak yang memutuskan meninggalkan Jerman untuk kembali ke kampung halamannya. Merkel menilai jumlah imigran di Jerman yang melakukan hal serupa akan terus meningkat.
Arus imigran dari negara-negara berkonflik ke sejumlah negara Eropa, utamaya Jerman meningkat tajam sejak tahun lalu, membuat Eropa kewalahan menanggung para imigran yang mengajukan permintaan pemberian suaka.
Jerman sendiri menampung hampir 800 imigran tahun lalu, terutama dari Suriah.
Sebagian besar imigran kemudian ditampung di kamp penampungan namun frustrasi dengan lambatnya proses pengajuan suaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini 3.000 imigran kembali ke Irak setiap bulan, dan ini menjadi tren, dengan semakin banyak kota mereka dibebaskan dari ISIS," kata Merkel dalam acara kampanye di negara bagian Baden-Wuerttemberg menjelang pemilihan umum daerah pada Kamis (10/3).
Merkel, yang pamornya terus menurun sejak krisis imigran di Jerman pada musim panas lalu, menyatakan fenomena ini menekankan pentingnya memastikan stabilitas dan mengakhiri perang di Suriah dan Irak.
Merkel menyatakan perundingan daman Suriah di Jenewa sangat penting, "sehingga terdapat harapan bahwa mereka dapat kembali [ke negara asal]," ujar Merkel.
Sementara, partai anti-imigran Jerman, Alternatif untuk Jerman (AFD), memperoleh dukungan besar di antara pemilih yang tidak setuju dengan kebijakan Jerman yang ramah dan terbuka kepada pengungsi. AFD diperkirakan dapat mengantongi seperlima asuara dalam pemilihan regional pada 13 Maret mendatang.
Merkel berulang kali menyatakan bahwa jumlah migran yang datang ke Jerman, negara Uni Eropa dengan ekonomi terbesar, akan berangsur turun.
"Tidak setiap pengungsi akan tinggal di sini," tutur Merkel.
Merkel menambahkan bahwa banyak pengungsi yang ingin kembali berkumpul bersama sanak saudara mereka di kampung halaman yang tak bisa ikut bermigrasi ke Eropa.
(ama)