Jakarta, CNN Indonesia -- Kanselir Jerman Angela Merkel mempertahankan kebijakannya untuk membuka pintu Jerman bagi pengungsi, dan menolak pembatasan jumlah pengungsi yang diperbolehkan masuk.
Pada Minggu (28/2), Merkel mengatakan tak ada “Rencana B” untuk tujuannya mengurangi jumlah imigran dengan bekerja sama dengan Turki.
“Kadang, saya juga putus asa. Beberapa hal berjalan terlalu lambat. Terlalu banyak kepentingan yang bertentangan di Eropa,” kata Merkel, seperi disiarkan oleh televisi ARD. “Namun adalah tugas saya untuk melakukan apa yang saya bisa hingga Eropa menemukan jalan bersama.”
Merkel juga mengemukakan motivasinya untuk terus membuka Jerman tanpa pembatasan jumlah pengungsi, meski ditentang banyak pihak, termasuk dari partai dan koalisinya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada begitu banyak kekerasan dan kesengsaraan di pintu kita. Apa yang benar bagi Jerman dalam jangka panjang? Itu, menurut saya adalah untuk mempersatukan Eropa dan menunjukkan kemanusiaan,” ujar Merkel.
Popularitas Merkel merosot tajam karena kebijakannya soal imigran. Tahun lalu, Jerman kedatangan 1,1 juta imigran yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Suriah, Afghanistan, dan tempat lain.
Kini, Merkel mengatakan ia menghadapi tantangan terbesar selama 10 tahun masa kepemimpinannya.
Politisi dari Bavaria Christian Social Union, koalisi dari partai merkel, CDU, juga mengkritik kebijakan Merkel. Mereka ingin membatasi jumlah imigran, seperti yang ditetapkan oleh pemerintah Austria.
Meski begitu, Merkel mengatakan tak ada yang akan membuat ia mengubah kebijakannya. “Ini semua sudah dipirkan matang-matang. Ini logis.”
(stu)