Jakarta, CNN Indonesia --
Guncangan 3,1 skala Richter terdeteksi di Korea Utara awal pekan ini. Badan meteorologi Korea Selatan menyatakan tidak ada indikasi guncangan itu terkait dengan uji coba bom nuklir, seperti yang terjadi pada awal Januari lalu.
Menurut Korea Meteorological Administration (KMA), guncangan terjadi pada Senin (14/3) pukul 05:17 waktu setempat di dekat kota Songlim, sebelah barat daya Korea Utara.
Guncangan itu diyakini bukan merupakan akibat dari uji coba bom nuklir, karena terletak jauh dari lokasi fasilitas uji coba nuklir di Punggye-ri, wilayah timur laut negara itu.
"Ini adalah gempa alami. Kami tidak yakin ini adalah uji coba nuklir lainnya. Tidak ada hal lain yang terdeteksi," kata seorang pejabat badan meteorologi Korea Selatan.
Hingga saat ini belum ada laporan soal kerusakan apapun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semenanjung Korea bukan wilayah yang sering dilanda aktivitas seismik yang kuat. Meski demikian, sejumlah gempa berkekuatan kecil kerap terjadi.
Selain itu, guncangan sekecil apapun yang terjadi di wilayah Korut dapat menjadi peringatan karena bisa saja menjadi sinyal uji coba nuklir.
Sebelumnya, Korea Utara meluncurkan uji coba bom hidrogen yang menyebabkan guncangan seismik di Punggye-ri. Tiga tes nuklir sebelumnya, yang diluncurkan pada 2006, 2009 dan 2013, dilakukan di wilayah yang sama.
Badan Geologi Amerika Serikat, USGS, yang mencatat guncangan seismik tersebut berkekuatan 5,1 SR terjadi sekitar 19 kilometer sebelah timur-timur laut dari Sungjibaegam.
Badan meteorologi Korea Selatan mencatat "guncangan yang dibuat manusia" itu berkekuatan 4,3 SR.
Guncangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea menyusul uji coba nuklir dan peluncuran rudal Korea Utara serta latihan militer gabungan Korea Selatan dan AS, yang digelar tahunan dan secara besar-besaran, dengan 300 ribu tentara Korsel dan 17 ribu personel militer AS.
Korut menilai latihan militer Korsel dan AS merupakan latihan perang dan bersumpah akan membalasnya dengan serangan nuklir. Pada Kamis (11/3), Korea Utara kembali melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut.
Korea Utara memiliki sejumlah besar cadangan rudal jarak pendek dan mengklaim tengah mengembangkan rudal jarak jauh dan antarbenua.
Meski mendapat kecaman keras dari publik internasional, pekan lalu pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan negaranya untuk meningkatkan kemampuan serangan nuklir dengan cara meluncurkan lebih banyak uji coba senjata nuklir.
(ama)