Jakarta, CNN Indonesia -- Sayap kelompok militan al-Qaidah di wilayah Afrika Utara mengklaim bahwa serangan resor wisata di Pantai Gading yang menewaskan 18 orang awal pekan ini merupakan pembalasan untuk tindakan keras pemerintah Perancis terhadap militan di wilayah Sahel.
Serangan di resor wisata Grand Bassam diklaim oleh al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM), dan merupakan serangan pertama kelompok ini di Pantai Gading. Namun sejak November lalu, AQIM sudah meluncurkan tiga serangan di kawasan Afrika Utara.
Terdapat empat warga Perancis yang tewas ketika kelompok bersenjata ini tiba-tiba muncul dan menembaki para wisatawan yang tengah menyantap makan siang di restoran dan berjemur di tepi pantai pada Minggu (13/3).
"Kami mengulangi seruan kami kepada semua negara yang terlibat dalam invasi Perancis di Mali untuk menarik diri," bunyi pernyataan dari AQIM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, AQIM menyebutkan nama pelaku penyerangan, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut soal identitas mereka.
Perancis merupakan pemain kunci dalam penjagaan keamanan di Afrika Barat, dengan menempatkan sekitar 3.500 tentara di wilayah tersebut. Perancis juga bergabung dengan kampanye melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Paris berencana menempatkan pasukan bersenjata di ibu kota Burkina Faso agar dapat meluncurkan reaksi cepat terhadap sejumlah serangan di wilayah tersebut. Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve, pada Selasa (15/3) menyatakan bahwa akan melatih petugas keamanan setempat.
"Keinginan untuk menempatkan tim di Ouagadougou bertujuan memungkinkan kami untuk segera memberikan nasihat dan mengkoordinasikan tindakan lainnya dalam serangan teroris," kata Cazeneuve.
Cazeneuve dan Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault berkunjung ke Pantai Gading dan meyakinkan komunitas Perancis di negara itu untuk tenang sembari memastikan penyelidikan serangan di Grand Bassam.
Perancis melancarkan Operasi Serval untuk menggulingkan kelompok militan dari Mali utara dan menggantinya pada 2014 dengan Operasi Barkhane yang menargetkan kelompok militan di wilayah Sahel.
Ayrault dan Cazeneuve bertemu Presiden Pantai Gading, Alassane Ouattara dan akan mengunjungi lokasi serangan dan bertemu dengan perwakilan dari komunitas Perancis.
Selain memerangi militan di kawasan Afrika, Perancis juga tengah memerangi militan ISIS yang meluncurkan dua kali serangan di negara itu pada 2015. Serangan ISIS pada November 2015 menewaskan 130 orang.
Pada November lalu, serangan serupa menyebabkan 20 orang tewas di hotel berbintang di Mali. Sementara pada Januari, 30 orang tewas dalam serangan di kafe dan hotel di Burkina Faso.
Pantai Gading yang mayoritas penduduknya berbahasa Perancis, merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Afrika Barat. Negara ini baru saja pulih dari krisis politik selama satu dekade.
(ama)