Jakarta, CNN Indonesia -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump angkat bicara soal ledakan di Brussels, Belgia, yang menewaskan 34 orang. Menurut Trump, hal ini terjadi akibat Muslim yang mendiamkan dan tidak melaporkan para pelaku teror.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi
ITV, Rabu (23/3), Trump menyinggung soal Salah Abdeslam yang tertangkap pekan lalu di Molenbeek, Brussels, tidak jauh dari bekas rumahnya di distrik mayoritas Muslim tersebut.
"Ketika melihat masalah, mereka harus melaporkannya, mereka tidak melaporkannya. Itu jadi masalah besar," kata Trump.
Trump yang pernah menyerukan larangan Muslim masuk AS itu mengatakan, sangat "memalukan" menemukan salah satu tersangka teror di Brussels, tempat dia tinggal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia ada di lingkungan tempat dia dibesarkan dan tidak ada yang menyerahkannya, itu memalukan," kata dia.
Hal ini, kata Trump, juga terjadi di California. Saat itu menurut dia, warga Muslim tahu soal rencana penembakan di San Bernardino oleh pasangan suami-istri Rizwan Farook dan Tasfheen Malik, tapi mendiamkannya.
"Banyak orang di komunitas itu tahu mereka akan melakukannya karena di apartemen mereka ada bom berserakan di lantai, dan mereka tidak melaporkannya," kata Trump.
"Sepertinya, mereka [umat Islam] melindungi satu sama lain, tapi mereka melakukan kerusakan yang besar. Mereka harus terbuka pada masyarakat, melaporkan orang jahat," lanjut dia.
Selain menyarankan larangan Muslim masuk AS, Trump kerap membuat pernyataan kontroversial soal umat Islam. Dia sempat mengatakan, Islam "membenci kami."
Dalam wawancara dengan
Fox Business pekan ini, Trump mengatakan bahwa AS punya masalah dengan Muslim. Dia menyarankan aparat untuk mengawasi masjid-masjid di AS.
"Kita harus cerdas, harus waspada, harus melihat dengan cermat apa yang terjadi. Kita harus mengawasi masjid-masjid, kita harus mempelajari apa yang terjadi," kata Trump.
(stu)