Jakarta, CNN Indonesia -- Semenjak perang berkecamuk di Suriah pada 2012, pemerintah sudah berhasil merepatriasi 12.217 warga negara Indonesia melalui 273 gelombang pemulangan. Dalam gelombang terakhir yang dilakukan pada hari ini, Selasa (29/3), sebanyak 34 WNI dari Suriah tiba di Indonesia.
“Pagi tadi, pukul 07.40 sudah dipulangkan 34 WNI dari Suriah gelombang ke-273 sejak awal 2012. Hingga sekarang, berarti sudah 12.217 orang sejak konflik dimulai di sana,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (29/3).
Kini, masih ada 30 WNI korban perdagangan manusia yang tertahan di tempat penampungan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus. Sampai sekarang, KBRI Damaskus masih mengupayakan penyelesaian masalah dan pemenuhan hak-hak WNI dari majikannya.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal, menjelaskan bahwa merujuk pada perkiraan awal, terdapat 12.572 WNI di Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Menurut perkiraan awal, berarti ada 200-300 WNI lagi yang belum dipulangkan. Namun, sekarang perkiraan meningkat hingga 1.000 orang karena banyak yang masuk secara ilegal ke Suriah,” ucap Iqbal.
Iqbal kemudian menuturkan bahwa salah satu dari 34 WNI yang berhasil direpatriasi tersebut adalah Sri Rahayu. Tenaga kerja wanita asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ini memiliki kisah berbeda dengan WNI lainnya yang direpatriasi.
Berangkat ke Suriah pada 2013, Sri akhirnya mendapatkan seorang majikan yang tinggal di Raqqa, Suriah. Kala itu, ISIS belum menancapkan benderanya di sana.
Namun setelah itu, ISIS mulai masuk ke daerah tersebut dan mendeklarasikan Raqqa sebagai “ibu kota” dari “negara Islam” yang mereka usung. Suasana semakin mencekam, Sri pun meminta bantuan kepada temannya di Aleppo untuk keluar dari Raqqa.
Akhirnya, teman tersebut menghubungi pihak KBRI Damaskus. Dengan segala daya upaya, perwakilan dari KBRI Damaskus pun berhasil membawa Sri ke Aleppo kemudian Damaskus hingga akhirnya tiba di Indonesia pada hari ini.
(stu)