Dubes Rusia: Oposisi Suriah Sekutu Kami untuk Lawan Terorisme

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Sabtu, 13 Feb 2016 10:59 WIB
Rusia melancarkan serangan udara di Suriah demi membela Presiden Bashar al-Assad. Namun, Rusia juga menganggap kelompok oposisi Suriah merupakan sekutu mereka.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, mengatakan bahwa serangan udara negaranya di Suriah tepat sasaran. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia --
Tak lama setelah Rusia memulai serangan udaranya ke Suriah untuk menggempur ISIS demi membela rezim Bashar al-Assad, intelijen negara Barat langsung menuding bahwa pasukan Moskow tersebut juga menyerang kelompok oposisi yang dilatih oleh Amerika Serikat.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, menampik tuduhan tersebut, bahkan mengatakan bahwa oposisi yang menentang Assad tersebut merupakan sekutu mereka.

"Kami juga bekerja sama dengan kelompok patriotik oposisi di lapangan. Meskipun mereka menentang Bashar al-Assad, dalam masalah melawan terorisme, mereka adalah sekutu kami. Kami tidak menarget warga sipil, tapi personel teroris," ujar Galuzin setelah menghadiri peringatan Hari Diplomasi Rusia di Jakarta, Jumat (12/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komentar ini dilontarkan oleh Galuzin ketika menanggapi pertanyaan mengenai kebenaran data intelijen Barat dan kelompok hak asasi manusia Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, yang menunjukkan bahwa serangan udara Rusia tak hanya menewaskan militan ISIS, tapi juga 1.400 warga sipil.
 
Galuzin pun mengatakan bahwa Rusia sudah sejak lama mengetahui laporan mengenai korban sipil ini. Rusia, kata Galuzin, juga sudah meminta AS untuk memberikan data konkret mengenai daerah Suriah yang dimaksud.
 
"Sejak dulu kami minta AS untuk memberikan data lengkap mengenai daerahnya, koordinat berapa, dan detail mengenai daerah yang mereka maksud banyak korban warga sipil, tapi mereka tak juga memberikan. Mereka tidak punya bukti," kata Galuzin.
 
Menurut Galuzin, serangan udara Rusia sangat tepat sasaran. Pasalnya, sebelum melakukan serangan, koalisi sudah berkoordinasi dengan intelijen Irak, Iran, Suriah, Jerman, dan tak kalah penting, kelompok oposisi.
 
Sejak Rusia melancarkan serangan udara pada September lalu, AS terus menuding bahwa koalisi tersebut juga menyerang kelompok oposisi demi membela Assad.
 
AS dan Rusia memang satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia pemerintahan Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.

Sementara itu, Perundingan soal konflik Suriah di Jerman menyepakati penghentian kekerasan dan penyaluran bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan di Suriah.

Diberitakan Reuters, Jumat (12/2), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berbicara usai pertemuan di Munich mengatakan penyaluran bantuan akan dimulai secepatnya pada pekan ini. Dia juga mengatakan, perundingan lanjutan harus dilanjutkan secepatnya di Jenewa.
(stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER