Kiev, CNN Indonesia -- Konflik politik di Ukraina memaksa Perdana Menteri Arseny Yatseniuk mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri yang disiarkan melalui siaran televisi tersebut akhirnya diambil setelah Yatseniuk sebelumnya berkeras menolak mundur.
Yatseniuk menyatakan sudah mengambil keputusan untuk mundur dari posisi Perdana Menteri. “Permintaan untuk mundur akan saya sampaikan ke parlemen pada Selasa,” ujar Yatseniuk seperti dilansir
Reuters, Minggu (10/4).
Sebelumnya Yatseniuk bertahan dari mosi tidak percaya terhadap pemerintah yang muncul pada Februari lalu. Namun sikap Yatseniuk akhirnya berubah setelah krisis politik di negaranya membawa dampak pada pecahnya koalisi yang berkuasa dan berdampak pada penundaan pencairan bantuan dana IMF sebesar US$ 17,5 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yatseniuk mengatakan krisis politik di Ukraina diciptakan secara artifisial. Menurutnya, kehendak untuk mengganti satu orang telah membutakan para politikus di negaranya dan menghancurkan keinginan politik mereka untuk suatu perubahan yang besar.
“Proses perubahan pemerintah justru menjadi jalan di tempat tanpa pikiran,” kata Yatseniuk dalam pidatonya yang memberi sindiran kepada para politikus.
Jabatan yang dilepas Yatseniuk ini selanjutnya bakal diambil alih oleh ketua parlemen sekaligus sekutu presiden yaitu Volodymyr Groysman. Pengumuman formasi koalisi yang baru akan disampaikan pekan depan oleh Presiden faksi Petro Poroshenko dan juga partai pendukung Yatseniuk.
“Partai kami berkomitmen pada koalisi dan akan menyerahkan kekuasaan pemerintahan ke Groysman. Faksi Petro Poroshenko menominasikan Volodymyr Groysman untuk posisi Perdana Menteri,” ujar Yatseniuk.
(obs/obs)