Jakarta, CNN Indonesia -- Pengadilan Rusia menyatakan bahwa pilot wanita Ukraina, Nadezhda Savchenko bersalah karena terlibat dalam pembunuhan dua wartawan Rusia. Vonis ini diperkirakan akan memperburuk hubungan Moskow dan Kiev.
Savchenko, 34, ditangkap oleh pemberontak pro-Moskow di Ukraina timur pada Juni 2014 dalam konflik separatis di wilayah itu. Savchenko kemudian diserahkan ke Rusia dan dituduh mengarahkan tembakan mortir yang menewaskan dua wartawan Rusia.
Savchenko membantah tuduhan tersebut. Pada akhir Januari 2015, Savchenko meluncurkan aksi mogok makan selama 45 hari di dalam tahanan untuk memprotes penahannya.
Savchenko dianggap sebagai pahlawan nasional dan simbol anti-Kremlin oleh banyak orang di Ukraina. Di Rusia, televisi pemerintah menggambarkan Savchenko sebagai seorang nasionalis Ukraina berbahaya yang telah menumpahkan darah warga sipil dengan tangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hakim Leonid Stepanenko menyatakan di depan ruang sidang di Rusia selatan bahwa Savchenko dengan "sengaja menyebabkan kematian dua orang, bertindak dengan konspirasi sebelumnya, terhadap motif kebencian dan permusuhan."
Para jaksa meminta pengadilan untuk menjatuhkan hukuman 23 tahun penjara kepada pilot militer pertama Ukraina ini.
Savchenko berharap dia dapat kembali ke Ukraina dalam waktu dekat sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran antara Moskow dan Kiev.
Sebelumnya, pengacara Savchenko, Mark Feigin menyangkal kejahatan yang dituduhkan terhadap kliennya dengan menyatakan bahwa Savchenko sudah ditawan oleh kelompok pemberontak pro-Rusia selama satu jam sebelum serangan yang menewaskan dua wartawan Rusia terjadi.
Pemerintah Amerika Serikat sudah menyerukan pembebasan Savchenko dan menganggapnya sebagai sandera Rusia.
(ama)