Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah survei menunjukkan mayoritas pemuda di negara Arab tidak mendukung ISIS dan berpendapat kelompok militan itu akan mengalami kegagalan.
Survei oleh ASDA'A Burson-Marsteller melibatkan 3.500 pemuda yang berusia sekitar 18 sampai 24 tahun di 16 negara yang berbeda di Timur Tengah dan Afrika Utara. Penelitian ini menunjukkan relatif sedikit pemuda yang mendukung tujuan dan justru prihatin dengan ISIS.
Sebanyak 77 persen dari hasil survei mengatkan bahwa mereka "prihatin" akan munculnya ISIS. Hanya 15 persen yang percaya kelompok ini akan berhasil membangun negara Islam, sementara 76 persen mengatakan mereka akan percaya ISIS akan gagal.
Temuan ini menunjukkan para pemuda Arab tidak hanya tidak setuju dengan kekerasan yang dilakukan ISIS, namun juga terhadap dasar keyakinan kelompok itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditanya apakah mereka akan mendukung ISIS jika kelompok teror itu mengurangi kekerasan, jawabannya tak jauh berbeda: 78 persen tidak setuju, 13 persen setuju, dan 9 persen mengatakan mereka tidak yakin.
Ketika mereka ditanya apa faktor utama yang memikat banyak pemuda bergabung ISIS, responden menyebut kurangnya kesempatan kerja di kalangan pemuda.
"Seperti yang ditunjukkan responden pada survei, kurangnya lapangan pekerjaan dan kesempatan kerap diidentifikasikan sebagai pemicu di belakang keanggotaan dalam organisasi semacam itu. Mereka tidak mengatakan mereka bergabung dengan alasan perekonomian, tapi faktor lain, termasuk alasan agama bisa menjadi faktor utama mengalahkan ekonomi atau sosial," kata Hassan Hassan, dari lembaga Middle East Policy yang berbasis di Washington DC, seperti dikutip
The Independent.
Menurut Hassan, temuan ini berarti bahwa kekuatan militer saja tak bisa diandalkan untuk tujuan perdamaian dan stabilitas jangka panjang, tetapi harus mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi, terutama di kalangan remaja.
"Solusi untuk Daesh [ISIS] tidak hanya sebatas militer dan keamanan. Organisasi berkembang karena kegagalan politik, ekonomi, sosial dan keagamaan. Daesh dapat melemah dan menghilang, tetapi kelompok serupa akan muncul jika masalah ini tidak ditangani,” ucap Hassan.
Kekhawatiran akan ancaman ISIS naik 37 persen dari tahun lalu, 50 persen pemuda mengatakan kehadiran ISIS merupakan ketakutan terbesar mereka.
Sementara itu, kekerasan ISIS meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menyusul serangan bom di Eropa dan jumlah korban kekerasan fisik dan seksual mereka yang dipaksa menikah dengan militan ISIS.
CIA memperkirakan anggota ISIS sekitar 10 ribu dan 20 ribu, sedangan pemerintah Rusia memperkirakan 70 ribu.
(stu)