Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat menuding intelijen Pakistan membayar sejumlah uang kepada jaringan militan untuk menyerang markas CIA di Afghanistan pada 2009. Hal ini terungkap dalam dokumen rahasia pemerintah AS yang dibeberkan ke publik.
Diberitakan Reuters, Kamis (14/4), dokumen rahasia itu diperoleh National Security Archive, sebuah lembaga riset dari George Washington University, di bawah Undang-undang Kebebasan Informasi, FOIA.
Dalam dokumen rahasia itu disebutkan, intelijen Pakistan, ISI, membayar US$200 ribu atau lebih dari Rp2,6 miliar kepada jaringan Haqqani untuk melakukan bom bunuh diri di pangkalan operasi CIA di Afghanistan pada 30 Desember 2009.
Bom bunuh diri di Pangkalan Operasi Chapman, provinsi Khost, itu dilakukan oleh seorang dokter asal Yordania yang belakangan diketahui adalah anggota al-Qaidah dan Taliban. Salah satu serangan terparah dalam sejarah CIA itu menewaskan tujuh orang dan melukai enam lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokumen rahasia tertanggal Februari 2010 itu menyebutkan, seorang agen intel ISI memberikan US$200 ribu kepada Haqqani dan seorang pria lainnya "untuk melakukan serangan ke Chapman". Seorang penjaga perbatasan di Khost dijanjikan uang US$100 ribu untuk membantu penyerangan, namun dia meninggal dalam pengeboman tersebut, ujar dokumen itu.
Belum ada pernyataan dari kedutaan besar Pakistan di Washington terkait dokumen tersebut.
Dokumen rahasia milik Kementerian Pertahanan AS itu penuh sensor berupa coretan. Tidak diketahui apakah tindakan itu mewakili institusi ISI atau hanya tindakan oknum dalam badan intel Pakistan. Hal ini juga tertulis dalam dokumen tersebut yang berbunyi: "Ini adalah informasi dari sebuah laporan, tidak dievaluasi oleh intelijen."
Dokumen tersebut bisa dilihat di tautan
ini.
Amerika Serikat memasukkan jaringan Haqqani ke daftar organisasi teroris pada tahun 2012. Setahun sebelumnya, Laksamana Angkatan Laut AS Mike Mullen, mengatakan kepada Kongres bahwa Haqqani adalah perpanjangan tangan dari ISI.
(den)