Serangan Udara AS di Afghanistan Lemahkan Kekuatan ISIS

Reuters | CNN Indonesia
Jumat, 15 Apr 2016 11:51 WIB
Amerika Serikat telah melakukan 70-80 serangan udara terhadap ISIS dalam tiga bulan sejak diberi kewenangan lebih luas untuk menargetkan kelompok militan.
Ilustrasi (U.S. Air Force photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat telah melakukan 70 sampai 80 serangan udara terhadap ISIS dalam tiga bulan sejak diberi kewenangan lebih luas untuk menargetkan kelompok militan.

Sebelum Januari, militer AS hanya bisa menyerang ISIS di Afghanistan dalam keadaan mendesak, seperti untuk melindungi pasukan.

Juru bicara militer AS, Brigadir Jendral Charles Cleveland, mengatakan serangan udara memelmahkan kapasitas militan Afghanistan, di mana pejuang ISIS lebih berfokus untuk menyerang Taliban Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cleveland mengatakan sekitar 70 hingga 80 persen serangan udara sejak Januari hingga akhir Maret menyasar wilayah  serangan udara di provinsi Nangarhar, timur Afghanistan.
"Kapasitas Daesh [ISIS], kami percaya telah berkurang dan jejak mereka di Nangarhar, kami percaya, juga telah berkurang," kata Cleveland, Kamis (14/4).

Militer AS sebelumnya mengatakan ada sekitar 1.000-3.000 anggota ISIS di Afghanistan. Menurut Cleveland kini jumlahnya diperkirakan mendekat ke jumlah perkiraan minimum.

Dia mengatakan ISIS menguasai 6-8 distrik dalam beberapa bulan terakhir, tapi jumlah itu menurun menjadi dua sampai tiga distrik.

"Kami berpikir mereka masih menjadi ancaman potensial dan berdasar pencapaian sebelumnya, mereka punya kemampuan untuk menangkap peluang sangat cepat," ujar Cleveland.

Dia juga mengatakan provinsi selatan Helmand hampir jatuh ke tangan Taliban, tapi itu "daerah yang sulit direbut.”
Pada Februari, Afghanistan menarik pasukan di beberapa daerah di provinsi itu setelah pertempuran dengan Taliban selama beberapa bulan.

Helmand mayorirtas merupakan gurun di perbatasan dengan Pakistan yang menjadi tempat militan Taliban. Provinsi ini menjadi rute utama penyulundupan obat-obatan dan senjata, merupakan ladang budidaya opium—sumber utama pendapatan Taliban.  

Pasukan AS berperang di Afghanistan sejak invasi tahun 2001 untuk menggulingkan pemerintahan Taliban yang melindungi al-Qaidah yang bertanggung jawab atas serangan 9/11 di AS.

Kini, menurut Cleveland, masih ada sekitar 100 sampai 300 anggota al-Qaidah di Afghanistan.

Pada Oktober lalu, AS melakukan lebih dari 60 serangan udara di sebuah kamp pelatihan al-Qaidah dan situs lain yang berada di dekat Kandahar. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER