Kurang Pendapatan dari Minyak, ISIS Mulai Jual Ikan dan Mobil

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2016 15:09 WIB
ISIS meraup keuntungan hingga jutaan dolar dalam sebulan dengan menjual ikan dan mobil, mengatasi merosotnya pendapatan dari sektor penjualan minyak.
Ilustrasi. (Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- ISIS meraup keuntungan hingga jutaan dolar dalam sebulan dengan menjual ikan dan mobil, mengatasi merosotnya pendapatan dari sektor penjualan minyak setelah kalah di beberapa medan perang.

Ahli keamanan sebelumnya pernah memperkirakan bahwa ISIS memiliki pendapatan tahunan hingga US$2,9 miliar yang sebagian besarnya berasal dari penjualan minyak serta instalasi gas di Irak dan Suriah.

Namun belakangan ini, koalisi pimpinan Amerika Serikat membidik infrastruktur ISIS melalui serangan udara guna mengurangi kemampuan mereka mengekstrak dan mendistribusikan minyak. ISIS pun dilaporkan mulai kehilangan sumber pendapatannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, ISIS disinyalir sudah beradaptasi dengan tekanan itu. Mereka pun mencari cara lain untuk mendapatkan pemasukan.

"Mekanisme pendanaan sudah berubah dari sebelumnya diumumkan ketika mengumumkan mengenai khalifah mereka dua tahun lalu. Setelah pasukan bersenjata merebut beberapa ladang minyak yang ISIS gunakan untuk membiayai operasinya, organisasi itu menciptakan cara-cara non-tradisional untuk membayar militan dan membiayai aktivitasnya," demikian penggalan laporan dari pengadilan pusat Irak, mengutip Hakim Jabbar Abid al-Huchaimi.

Merujuk laporan tersebut, salah satu cara ISIS mendapatkan uang adalah dengan memancing ratusan ikan di danau di utara Baghdad. Dari danau itu, ISIS dapat menjaring uang hingga jutaan dolar dalam sebulan.

Beberapa warga yang lari dari tanah itu biasanya meninggalkan lahan budi daya ikan mereka, sementara sebagian lainnya sepakat untuk bekerja sama dengan ISIS agar tidak diserang.

"ISIS memperlakukan provinsi utara Baghdad sebagai pusat finansial. Ini merupakan sumber finansial ISIS di pusat," kata Huchaimi seperti dikutip Reuters.

Budi daya ikan sebenarnya sudah menjadi salah satu sumber pendapatan bagi kelompok militan sejak 2007, ketika Al-Qaidah melawan okupasi AS. Namun, skema ini baru menarik perhatian aparat pada tahun ini.

Selain itu, para militan juga memberlakukan pajak pada lahan agrikultur, retribusi unggas, dan impor ke wilayah mereka.

"Belakangan ini, ada pula ketergantungan pada lahan agrikultur di daerah yang berada di luar kontrol pasukan keamanan [Irak] melalui pajak pada petani," bunyi laporan itu.

Sektor pendapatan baru juga cukup menguntungkan dari penjualan mobil dan pabrik-pabrik yang dahulu dijalankan oleh pemerintah Irak.

Semua sektor itu membantu menambal kekurangan pendapatan dari penjualan minyak, meskipun hanya sebagian. Lembaga analisis yang berbasis di AS, IHS, mengatakan bahwa keuntungan ISIS menurun sepertiga sejak musim panas lalu hingga hanya US$56 juta sebulan.

ISIS sendiri harus membayar semua militannya. Selain gaji, para militan juga dapat menerima tunjangan, uang tambahan bagi yang memiliki anak lebih dari empat, dan bonus lain dalam kondisi tertentu, seperti saat ISIS berhasil merebut Mosul pada 2014. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER