Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya butuh waktu satu hari setelah pemungutan suara rampung, Filipina sudah mendapatkan kepastian siapa presiden mereka selanjutnya, yaitu Rodrigo Duterte, seorang politisi kontroversial yang kerap menarik perhatian publik.
Meskipun belum diumumkan secara resmi, proses mendapatkan kepastian ini termasuk cepat. Sistem pemilu Filipina, sesuai dengan konstitusinya, memang memungkinkan adanya proses penentuan cepat ini.
Seperti dilansir
ABS CBN, Filipina menganut sistem pemilihan umum plural, di mana kandidat yang meraih suara terbanyak langsung dinobatkan sebagai presiden. Berbeda dengan sistem pemilu mayoritas, di mana kandidat harus meraih suara yang melebihi gabungan perolehan semua pesaingnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada dua capres dengan perolehan suara imbang, akan diadakan pemilihan oleh anggota Parlemen dan Kongres.
Namun pada pemilu kali ini, Duterte diproyeksikan menang besar dari para rivalnya. Hingga kini, sudah 90 persen suara rampung dihitung oleh komisi pemilu dan Duterte dilaporkan meraih 14,9 juta suara dari 54 juta pemilih, yakni hampir 39 persen.
Duterte unggul sekitar 6 juta suara dari pesaing terberatnya, Manuel Roxas, yang hanya meraup 8,9 juta suara, menyusul di belakangnya Grace Poe dengan perbedaan tipis.
Sementara itu, Jejomar Binay terpaut jauh dengan angka sekitar 5 juta pemilih, disusul oleh Miriam Defensor-Santiago yang mendapatkan 1,3 juta suara.
Selain presiden, warga Filipina pada Senin pertama bulan Mei, yaitu kemarin, juga memilih wakil presiden secara terpisah. Dalam pemilu wapres kali ini, persaingan terpantau ketat antara Leni Robredo dan Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., putra dari mantan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos.
Seperti dilansir
CNN Philippines, Leni memimpin dengan angka 13,3 juta, terpaut tipis dari Bongbong yang hingga kini sudah meraup 13,1 juta suara. Menyusul di belakangnya Alan Peter Cayetano dengan 5,4 juta suara dan Francis "Chiz" Escudero yang mendapatkan kepercayaan dari 4,5 juta pemilih.
Di urutan akhir, terdapat nama Antonio Trillanes IV dan Gringo Honasan yang hanya mendapatkan suara di kisaran 700 ribu.
Sama dengan presiden, bakal wapres dengan perolehan suara tertinggi juga otomatis langsung dipastikan memenangkan pertarungan.
Pada hari yang sama, warga Filipina juga memilih seluruh perangkat negara, mulai dari anggota Senat, parlemen, hingga dewan kota.
Dalam pemilu ini, para kandidat memperebutkan 12 kursi Senat, 297 posisi di Dewan Perwakilan, seluruh gubernur dan wakilnya, serta 772 jabatan dalam tubuh kepemimpinan di 81 provinsi.
Wali kota beserta wakil untuk 145 kota dan 1.489 desa juga diperebutkan. Begitu pula dengan 11.924 kursi di dewan kota dan desa.
Tak ketinggalan, gubernur dan wakilnya beserta 24 kursi pejabat Daerah Otonom Muslim Mindanao juga akan dipertaruhkan.
Sesuai dengan Konstitusi Filipina, masyarakat memilih individu calon pemimpin mereka, bukan partai politiknya. Tak ada aturan yang melarang seorang kader berpindah dari satu partai ke partai lainnya sehingga mereka dapat dengan mudah berganti institusi.
Menurut pantauan
ABS CBN, di akhir pemilu, aliansi multi partai juga dapat memilih untuk mendukung atau menjadi oposisi. Tak ada juga aturan yang melarang penyeberangan posisi meskipun aliansi itu sudah menentukan sikap awalnya.
(ama)