Jakarta, CNN Indonesia -- Mesir untuk pertama kalinya dalam tiga bulan membuka perbatasan dengan Gaza. Langkah Mesir ini memberikan warga Gaza dua hari untuk meninggalkan daerah yang diblokade Israel tersebut.
Diberitakan Reuters, perbatasan Rafah dibuka pada Rabu dan Kamis pekan ini, setelah itu akan kembali ditutup. Sejak pemerintahan Mohamed Mursi digulingkan oleh militer tiga tahun lalu, perbatasan ini sangat jarang dibuka.
Penutupan perbatasan sekaligus penghancuran terowongan bawah tanah untuk menyelundupkan kebutuhan pokok oleh Mesir semakin membuat perekonomian 1,9 juta warga Gaza tercekik. Israel menerapkan blokade terhadap Gaza sejak Hamas berkuasa di wilayah Palestina itu pada 2007.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah militer Mesir memandang Hamas sebagai ancaman, menuduh partai tersebut mendukung pemberontakan militan Islam di semenanjung Sinai yang berbatasan dengan Palestina. Tudingan ini dibantah Hamas.
Sebanyak 30 ribu warga Gaza masuk daftar tunggu untuk melintasi Rafah. Hanya ribuan yang diperbolehkan lewat, termasuk pasien rumah sakit, mahasiswa dan pemegang izin tinggal di negara lain.
"Saya menunggu beberapa bulan untuk bisa melakukan pemeriksaan kanker di Kairo," kata Umm Ahmed, 55, warga Gaza yang mendesak presiden Mesir membuka perbatasan Rafah selamanya karena "kita bersaudara, bukan musuh."
Bagi warga Gaza yang tinggal atau bekerja di luar wilayah itu, kunjungan ke kampung halaman sulit dijadwalkan waktunya. Jika pun bisa berkunjung, mereka berisiko terjebak di Gaza atau kehilangan izin tinggal di negara lain karena perbatasan Rafah tidak selalu terbuka.
"Kau tidak pernah tahu kapan perbatasan akan dibuka, jadi jika ingin datang dan mengunjungi keluarga di rumah, kau harus siap kehilangan pekerjaan," kata seorang pedagang asal Gaza yang berbisnis di negara-negara Teluk.
Kedutaan Besar Palestina di Kairo mengatakan pembukaan perbatasan Rafah atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dari Tepi Barat yang bertemu pemimpin Masir Abdel Fattah al-Sisi pekan ini.
Di bandara internasional Kairo, sumber imigrasi mengatakan ada 90 warga Gaza yang terjebak di negara ketiga telah datang ke Mesir dan menggunakan bus ke Rafah. Sumber mengatakan, sekitar 120 warga Palestina lainnya akan tiba kemudian.
Pekan lalu, Israel mengungkapkan rencana membuka kembali titik perbatasan untuk keperluan dagang ke Gaza. Langkah ini dianggap sebagai pengenduran blokade sejak tahun 2007.
Israel berdalih blokade diperlukan untuk mencegah pergerakan militan Hamas dan menghentikan bahan bangunan yang bisa digunakan membuat bunker dan terowongan untuk menyerang tentara dan warga Israel. Sementara itu warga Gaza kebingungan membangun kembali rumah mereka yang hancur akibat serangan Israel dalam perang tahun 2014.
(den)