Rayakan Pesakh, Israel Tutup Akses Antara Gaza dan Tepi Barat

Amanda Puspita Sari/AFP | CNN Indonesia
Jumat, 22 Apr 2016 12:56 WIB
Israel menutup seluruh akses masuk antara Tepi Barat yang diduduki, Jalur Gaza dan wilayah Israel untuk merayakan libur Pesakh, atau Paskah Yahudi.
Para pakar menilai gelombang kekerasan terjadi karena warga Palestina frustrasi dengan pendudukan Israel dan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. (Reuters/Amir Cohen)
Jakarta, CNN Indonesia -- Israel mengumumkan penutupan seluruh akses masuk antara daerah pendudukan di Tepi Barat, Jalur Gaza dan wilayah Israel untuk merayakan libur Pesakh, atau Paskah Yahudi.

Juru bicara militer Israel memaparkan penutupan akses yang diberlakukan pada Jumat (22/4) dan Sabtu (23/4) ditetapkan setelah "evaluasi situasi keamanan," tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Penutupan akses ini dikhawatirkan semakin meningkatkan ketegangan di Israel, menyusul gelombang kekerasan yang menewaskan total 201 warga Palestina dan 28 warga Israel sejak Oktober lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penutupan akses semacam ini bukan sekali dilakukan oleh Israel. Negara pimpinan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu ini kerap menutup akses ke Israel bagi warga Palestina ketika festival keagamaan besar Yahudi tengah berlangsung.

Selama penutupan akses diberlakukan, militer Israel mengklaim bahwa akan terdapat pengecualian untuk kasus bantuan kemanusiaan dan medis.

Dalam perayaan Pesakh, ribuan peziarah Yahudi berdatangan ke Yerusalem dan berbagai situs suci lainnya selama delapan hari. Pesakh sendiri dirayakan sebagai peringatan eksodus Yahudi dari Mesir yang tertera dalam kitab suci.

"Ketika Pesakh semakin dekat, para ekstremis akan menyebarkan kebohongan soal kebijakan kami mengenai Temple Mount," kata Netanyahu pekan lalu, merujuk ke situs bersejarah di Yerusalem yang letaknya berdampingan dengan situs bersejarah lain yang dianggap suci oleh kaum Yahudi, Muslim dan Kristen.

"Kami akan bertindak melawan provokator tersebut dengan mengerahkan bala bantuan keamanan di daerah itu," katanya.

Dalam gelombang kekerasan beberapa bulan terakhir, sebagian warga Palestina tewas karena meluncurkan serangan penikaman, penembakan dan penabrakkan mobil, menurut pihak berwenang Israel.

Awal pekan ini saja, bom bunuh diri meledak di sebuah bus di Yerusalem, menyebabkan 20 orang terluka. Israel menuding Hamas, otoritas yang berkuasa di Jalur Gaza, berada di balik serangan ini.

Para pakar menilai gelombang kekerasan terjadi karena warga Palestina frustrasi dengan pendudukan Israel dan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Pekan lalu, Israel menyetujui rencana lebih dari 200 rumah di permukiman baru di Tepi Barat, wilayah yang diduduki Israel. Jumlah ini merupakan peningkatan yang tajam dalam proyek permukiman tahun ini. 

Perundingan damai Palestina-Israel juga mandek dan tak menemui kata sepakat untuk membangun solusi dua negara.

Sementara Israel menilai gelombang kekerasan terjadi lantaran hasutan yang disebarkan oleh para pemimpin Palestina yang terpecah, serta peran media. (ama/den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER