Rusia Anggap Kontes Musik Eurovision Dipolitisir

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2016 14:58 WIB
Rusia menganggap kemenangan penyanyi asal Ukraina dalam Eurovision telah dipolitisir lantaran menyanyikan lagu yang menyindir pencaplokan Crimea.
Jamala, pemenang ajang musik Eurovision asal Ukraina. (TT News Agency/Maja Suslin/via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia mengatakan kontes musik Eurovision yang dimenangkan penyanyi asal Ukraina telah dipolitisir. Seorang senator Rusia bahkan menyarankan agar tahun depan penyanyi asal negara mereka tidak ikut lagi dalam ajang musik tahunan tersebut.

Senator Rusia Frants Klintsevich kepada reporter pada Minggu (15/5) mengatakan Eurovision telah mengedepankan politik ketimbang seni. Kemenangan Jamala, penyanyi asal Ukraina, menyiratkan kekhawatiran akan masa depan kontes tersebut.

Jamala memenangkan Eurovision di Stockholm, Swedia, Sabtu lalu setelah menyanyikan lagu ciptaannya berjudul "1944". Lagu itu berkisah soal deportasi warga etnik Crimea di Moskow selama Perang Dunia II.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagu ini dianggap kontroversial karena dituding menyindir langkah Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun 2014 yang mencaplok Crimea dari Ukraina di tengah perang saudara di negara itu. Lagu ini oleh media di Moskow dilabeli sebagai anti-Rusia.

Klintsevich, wakil ketua Komite Dewan Federal untuk Pertahanan dan Keamanan Rusia, menyarankan Rusia tidak ikut dalam Eurovision tahun depan yang rencananya diadakan di Kiev, Ukraina.

Menurut dia, Eurovision tahun depan akan dipolitisir secara maksimal oleh panitia penyelenggara di Ukraina. "Saya tidak menampik ajang itu bisa sangat diatur di Maidan," kata Klintsevich, merujuk pada alun-alun di Kiev tempat aksi protes anti pemerintah berlangsung, dikutip CNN.

Dalam Eurovision tahun ini, penyanyi Rusia, Sergey Lazarev, menempati posisi ketiga setelah Jamala dan penyanyi Australia, Dami Im. Padahal Lazarev merupakan favorit pemenang sebelum kompetisi itu digelar.

Pada peraturannya, penyanyi dalam Eurovision dilarang memasukkan unsur politik dalam karya mereka. Rusia menuding lagu Jamala telah melanggar peraturan tersebut.

Jamala yang memiliki nama lengkap Susana Jamaladynova mengatakan pada media Ukraine Today pada Februari lalu bahwa lagu "1944" dikarangnya berdasarkan cerita yang dikisahkan oleh nenek buyutnya yang mengalami deportasi warga Crimea di Moskow atas perintah Josef Stalin.

"Saya lebih memilih agar peristiwa buruk ini tidak terjadi kepada nenek buyut saya, dan saya memilih agar lagu ini tidak pernah ada," kata Jamala kepada reporter usai kompetisi Eurovision. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER