Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan polisi diturunkan di seantero Hong Kong untuk mengamankan kunjungan pejabat tinggi asal China dari para demonstran pro-demokrasi. Kunjungan pejabat itu terjadi di tengah tuntutan demokrasi penuh atau bahkan kemerdekaan wilayah otonomi itu dari China.
Pejabat Partai Komunis Zhang Dejiang tiba pada Selasa dan akan berpidato pada KTT ekonomi, Rabu (18/5). Media lokal yang dikutip
Reuters melaporkan, Hong Kong menurunkan 6.000 polisi berseragam maupun berpakaian preman.
Mereka bertugas menjaga keamanan, terutama dari kelompok demonstran pro-demokrasi yang berhadapan dengan massa pro-Beijing. Situasi kisruh ini adalah tantangan politik terbesar yang dihadapi Hong Kong sejak dikembalikan ke China oleh Inggris pada 1997.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu, massa pemrotes menyerukan agar pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying untuk mundur. Sementara demonstran lainnya membawa spanduk hitam menuntut dihentikannya kepemimpinan diktator dan mendesak China "berhenti mencampuri urusan Hong Kong."
Leung adalah pemimpin Hong Kong yang ditunjuk Beijing. Massa pro-demokrasi sebelumnya pada 2014 mendesak China memberikan kebebasan bagi mereka untuk memilih sendiri pemimpin dari kalangan warga.
Sekelompok kecil demonstran terlihat membakar potret Zhang, yang merupakan orang paling kuat ketiga di pemerintahan China, sembari berteriak: "Zhang Dejiang segera angkat kaki dari Hong Kong."
Mereka juga mendesak dibebaskannya tahanan politik Hong Kong. Beberapa terlihat membawa payung kuning, simbol demonstran yang menduduki jalanan Hong Kong pada 2014 dan berakhir bentrok dengan polisi.
Aksi protes ini mendapatkan perlawanan dari massa pro-Beijing dan kedua kubu saling menghujat, tidak jauh dari gedung konferensi tempat Zhang pidato. Sebuah kelompok pro-Beijing membawa spanduk besar bertuliskan: "Tolak upaya memecah belah Hong Kong."
 Aksi anti-Beijing digelar di Hong Kong pada kunjungan pejabat dari China daratan. (Reuters/Paul Yeung) |
Dalam perjanjian dengan Inggris pada 1997, China setuju untuk mempertahankan sistem demokrasi di Hong Kong dan tidak akan memberangus kebebasan berekspresi warga. Kesepakatan ini berlaku hingga 50 tahun setelah Hong Kong diserahkan ke China.
Namun warga Hong Kong merasa China mulai mempengaruhi kehidupan mereka, salah satunya soal penunjukan pemimpin yang pro-Beijing.
Zhang adalah pemimpin China pertama yang menyambangi Hong Kong sejak tahun 2014. KTT ekonomi yang dihadirinya bertemakan "Satu Sabuk, Satu Jalan", yaitu soal rencana pembangunan jalur sutra yang menghubungkan China dengan Asia Tengah dan Eropa.
Zhang dalam pernyataannya mengatakan akan mendengarkan aspirasi masyarakat Hong KOng. Menurut harian pemerintah China Daily, kunjungan Chang dilakukan di saat krusial untuk menunjukkan dukungan dan komitmen China dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran Hong Kong.
(den)