Jakarta, CNN Indonesia -- Kecelakaan pesawat EgyptAir yang saat ini masih terus diselidiki penyebabnya memicu kekhawatiran soal keselamatan menggunakan moda transportasi udara. Namun menurut para ahli, perjalanan melalui udara adalah cara paling aman untuk bepergian.
Seperti dikutip dari
CNN, Jumat (20/), 2016 akan menjadi salah satu tahun teraman dalam sejarah penerbangan dunia. Menurut ahli penerbangan dan editor Airlineratings.com, Geoffrey Thomas, tahun ini terdapat delapan kecelakaan dengan 167 korban jiwa, terbaik dari rata-rata 10 tahun terakhir.
Para ahli mengatakan, penghitungan jumlah kecelakaan dan korban tewas bukan satu-satunya cara akurat menentukan tingkat keamanan ragam transportasi. Penghitungan lainnya adalah dengan jumlah lalu lintas penerbangan keseluruhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data yang dirilis Asosiasi Transportasi Udara Internasional, lebih dari 3,5 miliar orang terbang dengan selamat dalam 37,6 juta penerbangan (31,4 juta dengan jet, 6,2 juta oleh turboprop) pada tahun 2015.
Dalam laporan awal tahun ini, AirlineRatings.com mengatatakan 2015 adalah tahun teraman untuk penerbangan dibanding 12 bulan sebelumnya.
Data Aviation-Safety.net menunjukkan ada 16 kecelakaan udara dengan 560 korban jiwa pada 2015, angka ini di bawah rata-rata 10 tahun dan peningkatan dibanding tahun 2014 dengan 21 kecelakaan fatal dengan korban tewas sebanyak 986 orang.
"Kembali ke masa 50 tahun lalu, ada 87 kecelakaan yang menewaskan 1.597 orang saat maskapai hanya membawa 141 juta penumpang, jumlah itu hanya 5 persen dari angka saat ini," ujar data tersebut.
Ada dua kecelakaan besar pada 2015. Pertama pada Maret saat pesawat Airbus A320-211 yang dioperasikan oleh Germanwings menabrak pegunungan Alpen Perancis dan menewaskan 150 orang di dalamnya. Dalam penyelidikan diketahui pesawat sengaja ditabrakkan oleh kopilot Andreas Lubitz yang menderita depresi.
Kedua, adalah kecelakaan Agustus tahun lalu saat pesawat Rusia Metrojet Airbus A321-231 meledak di udara Sinai tidak lama setelah tinggal landas dari Bandara Internasional Sharm el-Sheikh, Mesir, menewaskan 224 orang. Insiden ini terjadi akibat serangan teroris ISIS.
Setiap tahun AirlineRatings.com membuat daftar maskapai paling aman dunia, yang dibuat berdasarkan audit badan-badan dan asosiasi penerbangan, pemerintah dan catatan kecelakaan pesawat.
Berdasarkan situs itu, 148 dari 407 maskapai yang disurvei mendapatkan angka maksimal, yaitu tujuh bintang untuk keselamatan. Namun hampir 50 maskapai hanya mendapatkan tiga bintang atau kurang.
Jika maskapai mengalami kecelakaan yang menewaskan penumpang atau kru, maka mereka otomatis kehilangan bintang.
EgyptAir sendiri memiliki 5 dari 7 bintang.
Total ada 10 maskapai yang hanya memiliki satu atau bahkan nol bintang, yang kesemuanya dari Nepal, Indonesia atau Suriname.
Kesepuluh maskapai itu adalah Batik Air, Bluewing Airlines, Citilink, Kal-Star Aviation, Lion Air, Sriwijaya Air, TransNusa, Trigana Air Service, Wings Air dan Xpress Air.
(stu)