Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Unifikasi Korea, yang merupakan bagian dari pemerintah Korea Selatan, mengungkapkan bahwa semakin banyak pekerja restoran Korea Utara di luar negeri yang melarikan diri dan membelot.
Informasi ini diungkapkan Korsel menyusul laporan dari media China bahwa tiga pekerja restoran Korut melarikan diri dari China dan mencari suaka.
Menurut laporan New Focus, situs berbasis di Seoul yang dikelola oleh para pembelot Korut, tiga pekerja restoran Korut di Shanghai yang tidak disebutkan namanya melarikan diri ke negara ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan koran Korsel,
Munhwa Ilbo, pada Selasa (24/5) para pekerja tersebut berada di Thailand. Laporan ini mengutip sumber yang tidak dikenal.
Sebelumnya, 13 pekerja restoran Korut di China memutuskan untuk melarikan diri ke Korsel pada April lalu. Korsel menyatakan bahwa kasus pembelotan massal semacam ini belum pernah terjadi.
Sebaliknya, Korut menuduh Korsel melakukan 'penculikan' dan merilis wawancara dengan para keluarga pekerja yang datang ke Seoul lantaran pembelotan tersebut.
Dalam kasus terbaru ini, Kementerian Unifikasi mengonfirmasi bahwa beberapa warga Korut yang bekerja di sebuah restoran di luar negeri baru-baru ini 'memisahkan diri.'
Seorang pejabat kementerian mengatakan tidak bisa mengonfirmasi apakah para pembelot itu memasuki Korsel maupun lokasi keberadaan pembelot saat ini.
Secara teknis, Korut dan Korsel masih berperang karena Perang Korea periode 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Dalam beberapa tahun, ketegangan antara Korut dan Korsel kian meningkat.
Di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, Korut mengadopsi strategi yang berbeda untuk pembelot. Dalam sejumlah siaran televisi, Korut kerap memperlihatkan sejumlah pembelot yang akhirnya kembali menyatakan setia kepada Korut dan membawa keluarga mereka tinggal di Panmunjom, wilayah perbatasan antara Korut dan Korsel.
(ama)