Rusia Desak Turki Tarik Pasukan dari Irak

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jun 2016 00:58 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuntut Turki menarik pasukannya dari Irak utara yang menyerang kamp-kamp militan PKK.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menuntut Turki menarik pasukannya dari Irak utara yang menyerang kamp-kamp militan PKK. (Reuters/Maxim Zmeyev)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menuntut Turki menarik pasukannya dari Irak, menurut laporan dari kantor berita resmi Rusia, RIA.

"(Turki mengerahkan pasukan di Irak) merupakan hal yang benar-benar tidak dapat diterima," kata Lavrov berdasarkan laporan RIA pada Selasa (31/5).

"Pada prinsipnya, saya percaya bahwa apa yang Turki lakukan layak mendapatkan sorotan publik yang jauh lebih besar dari para mitra Barat kami," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Lavrov ini menyusul tuduhan dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menuding Rusia memasok persenjataan antipesawat dan roket kepada PKK melalui Irak dan Suriah. 

Sumber dari militer Turki menyatakan pada Selasa bahwa pesawat tempur mereka menargetkan kamp kelompok pemberontak Partai Pekerja Kurdistan, PKK, di Irak utara. Sebanyak 14 militan PKK tewas dalam serangan itu.

Militer Turki rutin meluncurkan serangan udara terhadap PKK di sejumlah daerah pegunungan di Irak utara, tempat yang menjadi basis kelompok yang dianggap teroris oleh Turki dan sekutu Barat.

Di wilayah yang berbatasan dengan Turki tersebut, PKK mendirikan kamp, utamanya setelah gencatan senjata yang sudah berlangsung selama dua tahun berakhir pada Juli tahun lalu.

Lebih dari 40 ribu orang tewas sejak PKK mengangkat senjata pada 1984, menuntut kemerdekaan bagi kelompok minoritas terbesar di Turki ini. Sejak itu, tuntutan PKK berfokus kepada hak-hak budaya dan otonomi daerah.

Turki memperkirakan bahwa serangkaian konflik antara pasukan keamanan dan militan Kurdi yang dimulai sejak Juli lalu telah menewaskan lebih dari 5.000 orang dan menghancurkan sedikitnya 6.000 bangunan.

Turki menyatakan diperlukan hampir 1 miliar lira, atau Rp4,6 triliun untuk membangun kembali bangunan yang hancur.

Perdana Menteri Turki yang baru, Binali Yildirim, menyatakan bahwa 6.320 bangunan, atau sekitar 11.000 tempat tinggal, hancur di lima wilayah, yakni Sur di Diyarbakir, Silopi, Cizre dan Idil di provinsi Sirnak dan Yuksekova di Hakkari.

Di samping hancurnya perumahan, sembilan masjid dan dua gereja di Sur rusak parah, menurut keterangan pejabat setempat yang tak mau dipublikasikan namanya.

Masjid Kursunlu yang telah berusia 500 tahun kini rusak, dengan dinding yang penuh bekas tembakan. Interior masjid hangus terbakar dan banyak karung pasir tertumpuk di dekat jendela, tanda pertempuran pernah berlangsung di sana. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER