Presiden Terpilih Filipina Tak Mau Bergantung pada AS

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jun 2016 02:45 WIB
Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya Filipina tidak akan bergantung pada sekutu lamanya, Amerika Serikat.
Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya Filipina tidak akan bergantung pada sekutu lamanya, Amerika Serikat. (Reuters/Keith Bacongco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya Filipina tidak akan bergantung pada sekutu lamanya, Amerika Serikat.

Pernyataan Duterte ini memberikan sinyal Manila tak akan bergantung lagi pada Washington, utamanya dalam berurusan dengan Beijing terkait sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Filipina merupakan salah satu negara pendukung Washington sejak lama, utamanya setelah sengketa Laut China Selatan, salah satu rute perdagangan terpenting di dunia dengan nilai mencapai US$5 triliun per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China mengklaim sebagian besar wilayah ini, membangun pulau buatan, lapangan terbang dan fasilitas militer lainnya. Klaim China tumpang tindih dengan Filipina, Malaysia, Brunei, Taiwan dan Vietnam.  

Duterte sebelumnya sudah menyatakan bahwa dia mendukung perundingan multilateral untuk menyelesaikan sengketa atas Laut China Selatan, yang akan dihadiri oleh Amerika Serikat, Jepang dan Australia serta negara-negara penggugat.

Pria yang saat ini masih menjabat sebagai Wali Kota Davao City itu juga menyerukan agar China menghormati Zona Ekonomi Eksklusif sepanjang 200 mil laut yang ditetapkan berdasarkan hukum internasional.

Ketika ditanya wartawan apakah ia akan mendorong perundingan bilateral dengan China, Duterte menjawab, "Kami memiliki perjanjian soal ini dengan Barat, tapi saya ingin semua orang tahu bahwa kami akan menentukan langkah kami sendiri."

"Hal ini tidak akan bergantung pada Amerika. Dan ini akan menjadi langkah yang tidak dimaksudkan untuk memberi manfaat kepada siapa pun kecuali demi kepentingan Filipina," ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa (31/5).

Di hari yang sama, Duterte membeberkan nama sejumlah orang yang akan menempati posisi di kabinetnya, hanya sehari setelah Kongres Filipina menyatakan dia pemenang pemilu presiden. Duterte secara resmi akan menggantikan Presiden Benigno Aquino pada 30 Juni.

Duterte menunjuk Perfecto Yasay sebagai menteri luar negeri di kabinetnya. "Saya pikir tidak ada cara lain untuk menyelesaikan sengketa ini kecuali dengan berbicara satu sama lain," kata Yasay kepada wartawan pekan ini.

"Kita tentu ingin memastikan bahwa kita mampu melanjutkan pembicaraan bilateral, karena ini diperlukan," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Duterte juga menunjuk Carlos Dominguez sebagai menteri keuangan, dan Ernesto Pernia, seorang profesor ekonomi, sebagai menteri perekonomian.

Sejumlah posisi kabinet lainnya sejauh ini belum diumumkan. Namun, dua dari 21 posisi di kabinet dikonfirmasi akan diisi oleh perempuan. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER