Presiden Terpilih Filipina Sebut Jurnalis Korup Layak Dibunuh

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jun 2016 12:59 WIB
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pembunuhan terhadap jurnalis yang korup bisa dibenarkan.
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pembunuhan terhadap jurnalis yang korup bisa dibenarkan. (Reuters/Erik De Castro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pembunuhan terhadap jurnalis yang korup bisa dibenarkan. Komentar ini langsung menuai kecaman dari para pekerja pers di Filipina.

Dalam konferensi pers di Davao untuk mengumumkan kabinetnya, Selasa (31/5), Duterte mengatakan jurnalis yang terbunuh dalam tugas biasanya korup dan suka menerima suap.

"Hanya karena Anda jurnalis, tidak berarti bebas dari pembunuhan, jika Anda adalah bajingan. Kebebasan berekspresi tidak bisa membantumu jika kau melakukan sesuatu yang salah," kata Duterte, dikutip CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan ini disampaikan pria 71 tahun ini menanggapi pertanyaan soal cara pemerintahnya nanti melindungi kebebasan pers setelah seorang wartawan kriminal ditembak mati di Manila Jumat pekan lalu.

Duterte juga menyinggung soal Jun Pala, wartawan dan politisi yang ditembak mati di Davao pada 2003. Pala yang sangat vokal mengkritik kepemimpinan Duterte di Davao saat itu ditembak mati oleh seorang pengendara motor. Kasus kematiannya hingga kini masih jadi misteri.

"Jika kau adalah jurnalis yang lurus, tidak akan ada yang terjadi padamu. Contohnya Pala. Saya tidak ingin mengubur kenangan tentang dia, tapi dia adalah bajingan busuk, dia layak mendapatkannya," ujar Duterte.

Komentar Duterte ini menuai kecaman dari Serikat Nasional Jurnalis Filipina, NUJP. "Tidak ada yang bisa dibenarkan dari pembunuhan jurnalis," kata ketua NUJP Ryan Rosuaro.

Filipina adalah salah satu negara paling berbahaya bagi jurnalis.  The Committee to Protect Journalists, sebuah lembaga independent pegiat kebebasan pers, mencatat 77 wartawan tewas dibunuh di Filipina sejak 1992.

NUJP mengklaim, 176 kolega mereka terbunuh sejak tahun 1986.

Salah satu serangan paling mematikan terhadap wartawan terjadi di Filipina pada tahun 2009. Saat itu 32 orang jurnalis terbunuh dalam penembakan yang menewaskan 58 orang di Mindanao.

Lebih dari 100 orang diadili atas pembantaian yang didalangi oleh keluarga Ampatuan. Kasus ini terjadi di tengah perebutan kekuasaan antara dua keluarga besar di daerah Maguindanao, Mindanao.

Komentar soal pembunuhan wartawan ini menambah satu lagi pernyataan kontroversial dari Duterte. Sebelumnya dia mengancam akan membunuh ribuan penjahat dan membuang mayat mereka ke laut.

Duterte yang mengaku akan menjadi "diktator" bagi penjahat ini bersumpah akan turun jika dalam enam bulan gagal memberantas korupsi. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER