Jakarta, CNN Indonesia -- Militer China mengatakan jet siluman mereka J-20 memang masih dalam tahap pengujian, namun armada tempur termutakhir Tiongkok ini akan dioperasikan dalam waktu dekat.
Diberitakan Reuters, Rabu (1/6), dalam gambar yang dipublikasi media China terlihat J-20 telah bergabung dengan armada udara aktif militer Tiongkok.
Jet tempur yang mampu menghindari tangkapan radar ini diharapkan bisa memperkecil celah teknologi perang antara China dan Amerika Serikat. Persaingan teknologi kedua negara ditegaskan dengan uji pertama J-20 yang bertepatan dengan kunjungan Menteri Pertahanan AS Robert Gates pada 2011.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pengamat yang dikutip Reuters mengatakan foto-foto J-20 di media lokal menunjukkan China membuat kemajuan yang lebih cepat ketimbang perkiraan dalam pengembangan jet yang diprediksi menyaingi F-22 Raptor milik AS.
Dalam pernyataannya, angkatan udara China mengonfirmasi J-20 telah melakukan latihan terbang. "Saat ini, J-20 belum diturunkan untuk angkatan udara," ujar pernyataan AU China pada Selasa sore.
AU China mengatakan Jet J-20 dan pesawat baru China lainnya, Y-20, masih dalam pengujian terbang.
"Dalam waktu dekat, J-20 dan Y-20, akan dioperasikan, meningkatkan kemampuan angkatan udara untuk memenuhi misi-misi tempur," ujar AU China tanpa memberikan tanggal pasti.
Para ahli mengatakan China masih kesulitan mengembangkan mesin jet canggih untuk menandingi armada Barat di pertempuran.
J-20 adalah salah satu bukti dari pengembangan teknologi militer yang gencar dilakukan China. Selain armada udara, China juga meningkatkan kemampuan kapal selam dan rudal anti-satelit yang membuat negara-negara tetangga dan AS ketar-ketir.
Terutama yang terancam adalah negara-negara di Asia yang bersengketa dengan China di Laut China Selatan.
AU China menegaskan bahwa pengembangan teknologi tempur mereka adalah hal biasa yang dilakukan sebuah negara, bukan untuk mengancam negara lainnya.
"Ini adalah cara yang beralasan untuk melindungi kedaulatan, keamanan dan integritas negara serta melindungi perkembangan keamanan," ujar AU China.
(stu)