Kebahagiaan Ramadan Warga Fallujah Pudar di Tengah Gempuran

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jun 2016 06:42 WIB
Kebanyakan warga Fallujah mengungsi akibat invasi ISIS dan upaya merebut kota oleh tentara Irak yang dibantu pasukan koalisi Amerika Serikat dan militan Syiah.
Kebanyakan warga Fallujah mengungsi akibat invasi ISIS dan upaya merebut kota oleh tentara Irak yang dibantu pasukan koalisi Amerika Serikat dan militan Syiah. (Reuters/Khalid al Mousily)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ramadan seharusnya menjadi saat yang membahagiakan, berkumpul bersama keluarga dan menikmati santapan lezat di saat berbuka dan sahur. Namun tidak demikian bagi warga Fallujah di Irak yang tengah dalam gempuran.

Kebanyakan warga Fallujah kini mengungsi akibat invasi ISIS dan upaya merebut kota oleh tentara Irak yang dibantu pasukan koalisi Amerika Serikat dan militan Syiah. Tinggal di pengungsian dan di tengah deru senapan membuat mereka sulit merasakan kebahagiaan Ramadan.

Keadaan mereka serba kekurangam. Hanya ada sedikit air, makanan, dan obat-obatan, ditambah lagi kengerian dihantui kematian akibat tertembak dari serangan darat atau udara. Tidak ada listrik untuk pendingin udara, panas menyengat, dan hanya sedikit makanan untuk berbuka. Sebagian pilih tidak berpuasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Siapa yang bisa berpuasa tahun ini? Bukankan seseorang yang berpuasa butuh makanan? Kami tidak punya," kata Shukriya Na'im, 75, warga Fallujah di pengungsian yang berupa tenda-tenda sederhana.

Peperangan membuat kehidupan mereka morat-marit. Banyak di antara mereka tewas saat berupaya kabur dari cengkeraman ISIS di Fallujah. Mereka yang memilih tinggal terancam nyawanya karena bisa jadi sasaran tembak.

Tradisi Ramadan bagi warga Fallujah seakan hilang tergerus konflik. Padahal dulu, bulan suci ini sangat dinantikan dan dijalani dengan bahagia.

"Kami dulu hidup nyaman di rumah. Kami biasa berpuasa dan menyambut Ramadan dengan bahagia, tapi sekarang hidup di tenda sangat sulit. Penyakit mewabah, dan terlalu panas," kata pengungsi lainnya, Sana Khamis.

Hal serupa juga terjadi di Damaskus. Warga mengeluhkan kesulitan ekonomi akibat konflik berdarah selama lima tahun, membuat mereka sulit merayakan Ramadan. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER